Lihat ke Halaman Asli

Adakah tujuan tersebung Jonru Ginting atas penulisan Surat Cinta untuk Darwis Tere Liye?

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1389839968991007701

Awal mulanya saya sama sekali tidak pernah mendengar apalagi mengenal  sosok Jonru Ginting pun demikian halnya dengan Darwis Tere Liye. Adalah status seorang teman di Facebook yang membawa saya pada sebuah tulisan buah karya Jonru Ginting – Surat Cinta Untuk Darwis Tere Liye.

Rasa penasaran membuat saya membaca dengan cermat surat cinta dimaksud. Kata demi kata saya coba memahami hingga pada akhirnya sayapun berkelana ke Fans Page milik Darwis Tere Liye.

Tentang Fans Page yang diributkan

Saya tidak mencermati bagian demi bagian tulisan yang ada di Fans Page, saya langsung mengklik link “About” untuk melihat batasan yang ditetapkan oleh pemilik Fans Page.

Biography

Beberapa konsen page ini:

1. Apapun yang ada di page ini boleh di share, repost, copas, print dsbgnya, sepanjang tidak komersil dan menyebutkan sumber. 2. Berpartisipasi positiflah di page ini. Menjadi anggota yang dewasa. Sopan santun di dunia maya penting. 3, Tidak ada yang meminta/membujuk/memaksa kalian bergabung di page ini. Jika tidak suka dengan page ini, segera tinggalkan. Jangan habiskan waktu. Nah, jika kalian sukarela meng-klik tombol like, maka kalian bersedia mematuhi peraturannya. Peraturan dasar Page ini: 1. Jangan komen OOT, out of topic, di luar fokus postingan. Termasuk komen berjualan, promosi, iseng seperti: "pertamax", cengengesan, dsbgnya tanpa sesuatu yg sebenarnya bermanfaat. 2. Jangan meletakkan link--kecuali diijinkan; dilarang komen menggunakan huruf kapital. 3. Jangan komen menyerang, menghina, merendahkan siapapun. Jangan bersilat lidah, jangan memutarbalik kalimat. 4. Jangan komen atas komen orang lain, karena itu bisa memicu perdebatan, terus menerus komen berantai, tidak puas2nya. Apalagi komen panjang lebar, yang bahkan lebih panjang dibanding postingan. Page ini bukan tempat berdebat. Siapapun yang memiliki pendapat berbeda, bisa menulis panjang sekali di kolom komen, maka buat tulisan di profile masing2, itu akan lebih bermanfaat. 5. Jangan menggunakan nama profile samaran yang tidak jelas, tidak sopan, alay, foto profile palsu, kegiatan merokok, telanjang. Juga termasuk lambang dan petinggi partai. Page ini tidak memihak partai manapun. Tentu saja itu hak masing2, karena itu profile masing2, tapi jika kalian memutuskan komen di page ini, foto profile kalian otomatis banyak yang melihat, dan saya berhak melindungi pengguna lainnya yang masih remaja.

Menurut penilaian saya batasan yang telah ditetapkan oleh Darwis Tere Liye  sudah cukup jelas dan tidak perlu diperdebatkan karena memang hal tersebut adalah sepenuhnya hak dia. Kalau saja Anda di ban dan atau commentnya dihapus mungkin Anda termasuk dalam salah satu golongan berikut:

1. Tidak pernah mau membaca batasan yang telah ditetapkan di link “About”.

2. Tidak pernah mau tau dengan batasan yang telah ditetapkan.

3. Memang tujuan “comment” untuk menyerang pemilik Fans Page baik secara terbuka maupun secara halus.

Kenapa harus membawa Asma Allah dan tidak lansung menyapa si Sahabat…???

Di awal surat penulis ingin menggiring pembaca bahwa seakan-akan si penulis adalah seorang sahabat yang tengah berjuang dijalan Allah sehingga oleh karenanya kritik yang dilontarkan menjadi halal hukumnya. Dalam hati saya bertanya “Kalau Anda seorang sahabat yang baik kenapa Anda tidak menyampaikannya secara langsung…??? Kalau Anda muslim yang baik, tentunya harus mau introspeksi diri mengenai penyebab kenapa Anda sampai di ban…???”

Berikut adalah kalimat pembuka dari surat dimaksud: ” Maafkan bila saya sangat mencintaimu. Saya mencintaimu karena Allah, karena kita sama-sama muslim. Bukankah setiap muslim itu bersaudara dan harus saling mencintai?

Surat ini saya tulis karena didorong oleh rasa cinta tersebut. Saya percaya kepada ucapan para motivator, bahwa kritik merupakan tanda cinta. Ketika ada orang mengkritikmu, itu artinya dia mencintaimu, dia peduli padamu. Jika dia tak peduli padamu, buat apa dia repot-repot “mengurus” kamu? Lebih baik cuek saja, masa bodoh. Buat apa mengurus seseorang yang tak pernah kita pedulikan?

Saya mau repot-repot menulis “surat cinta” seperti ini, saya mau repot-repot menghabiskan banyak waktu saya untuk membahas, membicarakan dan menulis tentang dirimu, justru ini merupakan pertanda bahwa saya mencintaimu, cinta terhadap sesama muslim, cinta karena Allah. Cinta yang mengisyaratkan bahwa saya akan sangat bahagia bila dirimu menjadi seorang manusia yang lebih baik dari sebelumnya.”

Pertanyaan saya rupanya menjadi pertanyaan yang sama dari beberapa orang pembaca.

13898403201519678850

1389840356294893259

13898403851359676551

Tendensi atas penulisan surat cinta

Secara kasat mata bisa diduga bahwa penulis rupanya ingin menggiring pembaca agar menilainya sebagai “orang baik” dan secara halus juga menggiring pembaca agar berpikiran negatif terhadap seorang Darwis Tere Liye yang notabene adalah kompetitor dari penulis.

Lau siapa sih yang sebenarnya arogan dan anti kritik..???

13898404991401044031

1389840582547751604

Dari jawaban yang dilontarkan oleh penulis atas komentar pembaca saya bisa langsung menilai bahwa penulis sebenarnya adalah orang yang arogan dan anti kritik hanya diusahakan agar nampak lebih baik dari DTL dengan menyatakan bahwa yang tidak sependapat dengan dia tidak di ban. Pencitraan diri lagi nih rupanya...!!!

Lalu bagaimana dengan tulisannya mengenai kelapangan dadanya ketika di”bully” karena mengupload “hoax picture”…??? Saya pikir itu bukan kelapangan dada melainkan sebagai upaya untuk menarik empati dan simpati dari masyarakat dan khususnya dari orang yang telah membullynya.

Sisi positif tulisan Jonru Ginting

Sebenarnya masih banyak hal negatif yang ingin saya ungkapkan pada tulisan Jonru Ginting namun kalau kebanyakan dikritik entar dikira saya ingin membunuh karakter beliau. Paling tidak saya harus mengucapkan terimakasih karena berawal dari tulisan beliaulah maka saya jadi mengenal tulisan Darwis Tere Liye yang menyejukkan terlepas dari pribadi DTL yang dinyatakan arogan dan anti kritik. Sekali lagi terimakasih yang tak terhingga saya ucapkan kepada Jonru Ginting dan semoga kedepannya Anda bisa menjadi sosok yang lebih arif dan bijaksana.

Salam Strike...!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline