Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah mengadakan Webinar kelas menulis selama tiga hari dari sejak Senin (25/12) hingga Rabu (27/11) 2021 dengan tema "Intuisi : Secuil Ide Hingga Karya yang diikuti gratis oleh lima puluh peserta beruntung dari berbagai daerah.
Adapun narasumber penulis yang diundang menjadi pembicara diantaranya Gol A Gong, Okky Madasari dan Benny Arnas.
Pada hari pertama Webinar yang diikuti dengan semangat oleh peserta dimulai pada pukul 09.00 WITA sementara pukul 08.00 WIB dari tempat saya berada diisi oleh Kang Gol A Agong sebagai pembicara.
Kang Gol A Gong membuka pembicaraan dengan merujuk kepada sejarah hidupnya sehingga akhirnya ia memutuskan menjadi penulis. Diantara sumber inspirasi yang mendorong ia menjadi penulis adalah kesukaanya membaca buku. Baginya setiap orang bisa berdaya dengan buku. Saat ini Kang Gol A Gong didapuk sebagai Duta Baca Indonesia untuk priode 2021 hingga 2025. Tidak heran bila kang Gol A Gong sebagai penggerak literasi menekankan pentingnya membaca buku terutama bagi penulis.
"Semua penulis yang baik pasti senang membaca buku," tandasnya.
Kang Gol A Gong kemudian memaparkan, bila IKAPI baru bisa menerbitkan buku 40-60 juta per tahun, padahal kebutuhan buku masyarakat Indonesia sekitar 400-700 juta pertahun bila merujuk UNESCO yaitu setiap satu pemustaka memerlukan seminimalnya tiga buku per tahun.
Untuk saat ini, minat baca masyarakat Indonesia berdasarkan the Digital Reader meningkat signifikan sehingga Indonesia berada pada urutan 16 dunia dengan durasi 6 jam perminggu, di bawah setingkat Australia yang durasi membacanya 6 jam 15 menit perminggu, serta di atas Argentina, Turki bahkan Spanyol.
Terkait menulis, kali ini Kang Gol A Gong yang sudah menerbitkan karya hingga 125 buku memaparkan mengenai fiksi mini atau flash fiction.
Fiksi mini adalah karya fiksi yang sangat singkat yang umumnya memuat lebih pendek dari seribu kata. Rata-rata Fiksi Mini memiliki setatus hingga 250 kata bahkan 100 sampai 140 kata.
Fiksi mini sudah dimulai sejak 560-620 SM pada fabel-fabel Aesop, anekdot ala Nasrudin Hoja alias Abu Nawas.
Adapun tujuh unsur penting dalam fiksi mini diantaranya berpikir minimalis, memiliki karakter kuat, setting cerita harus terjadi di suatu tempat dan satu waktu (misalnya di ruang tamu, dapur, kamar dan lainnya), konflik selesai saat itu juga, diksi kuat dengan sedikit kata, ending yang mengejutkan (twisted ending), dan alur cerita cepat tanpa bertele-tele.