Lihat ke Halaman Asli

Darmaila Wati

Freelancer

Intan Olivia

Diperbarui: 16 November 2016   04:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nak, saat ini kilaumu memendar di langit-langit surga.

 Engkaulah intan paling kemilau... 

Hanya saja kepergianmu terlalu tragis. 

Ibu mana yang tidak menangis? Bilakah ini takdir?! 

Tubuh mungilmu terlontar bom kebencian.

 Terjerembab di atas tanah memerah...

 Ayah mana yang rela? 

Tidak seorang pun yang bisa menolak kematian.

 Tapi melempar bom adalah pilihan.

 Apalagi dengan sebuah pemahaman bahwa itu benar.

 Entah atas kebenaran agama yang mana? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline