Saat saya akan melaksanakan program Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) di Kampung Cipanganten, 23-25 Januari 2020. Bersama rombongan panitia BEM HIMA PIPS UPI, saya singgah dulu di Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sambil menunggu rombongan panitia yang mengendarai motor, kami panitia yang berada di sini, beristirahat dulu sejenak.
Di sebelah warung samping jalan di depan kantor Desa Patengan, suasana jalan tampak tidak terlalu ramai, kendaraan yang lalu lalang pun tidak sering melintas. Beberapa mobil angkot warna kuning terparkir di sepanjang jalan kantor desa dan SD Patengan. Hanya warung-warung yang buka dan pedagang kaki lima yang sibuk melayani para pembeli yang sebagian besar adalah anak sekolah dasar.
Beberapa orang yang mengenakan baju kebun seperti celemek, sepatu bot, dan tas gendong menyerupai sebuah wadah. Ternyata, mereka adalah para pekerja kebun teh, yang baru selesai bekerja dan hendak pulang. Kebun teh memang terhampar luas di sini. Lingkungan alam pegunungan dan udara sejuk membuat damai dan tenang.
Sambil makan atau jajan di warung dan berfoto-foto. Angin yang berhembus tenang, kami rasa sangat sejuk namun dingin. Sebab, Desa Patengan, berada di wilayah pegunungan bagian selatan Jawa Barat.
Kemudian, ada seorang ibu yang menghampiri kami dengan membawa satu keranjang yang berisi makanan. Ibu itu langsung menawarkannya kepada kami, "Stroberi Aa, Teteh, bayam gorengnya juga ada" begitu yang ibu tersebut bilang. Merasa penasaran, saya melihat-lihat stroberi dan bayam goreng yang telah dibungkus dengan berbagai ukuran.
Buah stroberi dan sayur bayam memang komoditas khas daerah Ciwidey dan Rancabali. Buah stroberi dan sayur-sayuran, misalnya sayur bayam, tumbuh subur di daerah yang bersuhu dingin, misalnya di ketinggian 600-900 dpl, atau di daerah pegunungan.
Setiap pengunjung yang datang berwisata, akan singgah untuk membeli buah stroberi maupun memetiknya langsung di perkebunan. Sayur bayam diolah menjadi bayam goreng yang gurih dan nikmat, cocok untuk teman makan nasi.
Ibu penjual buah stroberi dan bayam goreng tersebut, bernama Ibu Anika, beliau lahir di Palembang, sementara suaminya adalah orang Rancabali. Sambil mengobrol, ibu tersebut memberi tahu harga untuk masing-masing buah stroberi dan bayam goreng.Untuk harga tergantung ukurannya. Ada yang dibungkus kecil dan agak besar, bungkus kecil, buah stroberinya kecil. Dibanderol dengan harga 5-7 ribu rupiah perbungkusnya. Sementara yang ukurannya besar, dibanderol dengan harga 10-12 ribu rupiah.
Dan, untuk harga bayam goreng, harga perbungkusnya yaitu 7-10 ribu rupiah. Bila membeli banyak untuk dua jenis makanan tersebut, ibu itu akan menurunkan harganya. Saya pun membeli buah stroberi dan bayam goreng ibu tersebut dengan harga yang terjangkau. Lumayan, untuk cemilan selama kegiatan P2M.
Menikmati segarnya buah stroberi yang manis dan sedikit asam, dan gurihnya bayam goreng, sambil memandangi alam Desa Patengan yang dikelilingi oleh pegunungan dan kebun teh yang terhampar luas menghijau dan memanjakan mata, membuat pikiran menjadi rilex dan badan menjadi segar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H