Lihat ke Halaman Asli

Soni Herdiansyah

Mahasiswa_Pendidikan IPS_Universitas Pendidikan Indonesia

Jadilah Guru bagi Lingkungan dan Kehidupan

Diperbarui: 23 Desember 2019   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Guru sedang mengajar dan mendidik peserta didik. Soni Herdiansyah | dokpri

Selamat Hari Guru Nasional

Setiap tanggal 25 November, diperingati sebagai hari Guru Nasional. Betapa pentingnya sosok Guru bagi bangsa Indonesia selalu dihidupkan dalam setiap rangkaian kegiatan, baik itu upacara hari Guru maupun pemberian apresiasi untuk seluruh Guru terbaik dan berprestasi di sekolah atau di lembaga pendidikan tempatnya mengabdi. Namun, hal yang paling penting dari sekedar memperingati hari Guru Nasional adalah bagaimana kita bisa menjadi Guru tersebut, Guru dalam artian untuk lingkungan kita, dan kehidupan kita. 

Bila diibaratkan, Guru ibarat sebuah sumber listrik, murid adalah benda yang membutuhkan listrik. Seperti bola lampu yang diberi listrik menjadi hidup dan menyala dengan terang, menerangi kegelapan. Artinya, Guru akan mentransfer ilmu pengetahuan kepada para muridnya, yang nantinya ilmu pengetahuan tersebut bisa digunakan secara bijak oleh muridnya kelak dalam menggapai kesuksesan hidup. 

Tapi, kalau hanya sebatas pengertian Guru sebagai pentransfer ilmu pengetahuan saja tidaklah cukup, seperti kalimat sebelumnya di atas yaitu Guru untuk lingkungan dan kehidupan. Maksudnya, disamping Guru memberikan ilmu pengetahuan, sekaligus Guru mendidik para muridnya (arti luas peserta didiknya) untuk menjadi manusia seutuhnya melalui pendidikan. Memanusiakan manusia, dengan memberi contoh yang baik dan menjadi figur teladan bagi para peserta didiknya itulah Guru lingkungan dan kehidupan. 

Lingkungan dan kehidupan

Pengajaran berbasis lingkungan dan pendidikan yang berbasis kehidupan. Antara lingkungan (alam dan sosial) dan  kehidupan (makna hidup), keduanya tidak dapat terpisahkan. 

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Pasal 1 ayat 1 mengartikan Lingkungan Hidup sebagai berikut:

"Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya."

Sedangkan, kehidupan berarti perjalan hidup makhluk hidup dan segala sesuatu di dalamnya untuk menuju makna hidup,  seperti yang dijelaskan oleh Victor Frankl, seorang dokter ahli penyakit saraf dan jiwa menuturkan bahwa kata logoterapi berasal dari kata "logos" yang artinya makna (meaning) atau rohani (spiritualy), sedangkan "teraphy" yang berarti penyembuhan atau pengobatan.

Secara umum, Logoterapi berarti mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia disamping dimensi ragawi dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna hidup adalah  (the meaning of life) dan hasrat untuk hidup (the will to meaning) merupakan motivasi manusia untuk meraih tarah kehidupan bermakna (the meaningfull life) yang didambakan. Jika individu tidak mengejar makna hidupnya dia mengalami vacuum existential atau meaninglessness (Frankl, dalam Bustaman, 2007).  Pencarian makna hidup inilah yang menjadi pembeda antara keberadaan manusia dengan hewan (Lukas, 1986). 

Pada lingkungan, Guru mengajarkan bagaimana pentingnya hidup memahami dan melindungi alam, contohnya : Mengajarkan murid  agar senantiasa mengetahui lingkungan alam, karakteristiknya, dan bagaimana merawat serta melindungi alam dari kerusakan. Pada lingkungan sosial, Guru mengajarkan tentang pola interaksi masyarakat, bagaimana cara bergaul dan mematuhi segala norma dan nilai yang ada pada lingkungan sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline