Meraih Mimpi Hingga Nyawa Terjepit
Dokter, adalah sebutan banyak orang yang mengimpikan dan banyak yang menginginkan.Bahkan ada yang rela jual sawah atau tanah demi cita -cita itu.Namun ada hal yang harus dihadapi untuk meraih cita -cita menjadi dokter.
Dari artikel yang ku baca dari nara sumber kompas.id hasil skrining yang dilakukan kementerian kesehatan terkait kesehatan jiwa peserta PPDS menemukan adanya gejala depresi.Tidak cuma itu ada curhatan seorang mahasiswa pendidikan dokter spesialis.
Di dalam artikel itu dia menjelaskan bahwa menjadi mahasiswa dokter itu tidak gampang.Dia menceritakan bahwa dokter spesialis akan stres jika pasien yang di tangani tidak bisa terobati atau meninggal dunia.
Setelah aku membaca artikel itu aku pun menyimpulkan bahwa pendidikan dokter spesialis perlu perubahan .Menjadi dokter perlu biaya banyak ini juga menjadi sebuah tekanan.Jika tak lulus harta habis malu juga itu juga penyebab stres para mahasiswa.
Lalu seorang mahasiswa dokter spesialis mengobati ternyata pasien tidak sembuh ini perlu bimbingan dari pihak sekolah.Atau pihak universitas pendidikan dokter memberi cara untuk calon dokter spesialis muda untuk berkerja sama dengan dokter yang sudah ahli.
Seperti membuat grup pembimbing sekolah kedokteran, atau membuat grup calon dokter dengan dokter senior yang dibayar pemerintah. Agar calon dokter spesialis bisa menentukan resep yang sesuai dan manjur.
Mungkin ada hal lain seperti biaya praktek kedokteran, ketidakpahaman terhadap materi lalu malu bertanya.Atau tidak percaya diri terhadap diri sendiri merasa diri tidak pandai.
Sebenarnya menurut saya pemerintah perlu memberikan guru membimbing siswa calon dokter spesialis.Agar mereka tidak putus asa dengan hasil diagnosa atau resep yang kurang pas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H