Lihat ke Halaman Asli

Saatnya Menggunakan Hati

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Salam Olahraga Kawan....

Sebelumnya saya tekankan bahwa artikel ini bukan untuk menyerang individu ataupun kelompok tertentu tapi murni isi hati nurani saya.  Tetapi saya sangat miris sekali melihat kawan-kawan sebangsa setanah air yang ada di kanal bola ini saling caci maki berteriak-teriak bahkan sampai mengeluarkan kata-kata yang menurut saya tidak pantas di keluarkan oleh orang-orang yang mengaku berpendidikan, bermartabat dan beragama. Coba para sahabat berandai-andai atau sedikit menggunakan akal pikiran para sahabat jika seandainya akun-akun yang bertentangan atau berbeda pendapat dengan anda dan anda caci maki itu ternyata usianya jauh lebih tua dari anda atau bisa jadi itu saudara anda, paman anda atau mungkin yang lebih ekstrim lagi mungkin orang tua anda apakah itu bukan suatu dosa besar, apakah bisa dikatakan bahwa anda sudah tidak bermoral.

Terlepas dari masalah moral tersebut kita kembali lagi ke konteks olahraga dalam hal ini sepakbola Indonesia yang menurut saya menjadi akar permasalahan dan pertentangan para sahabat di kanal bola ini karena saya lihat 80 % artikel di sini ya tentang sepakbola kita baik itu yang netral, pro dan kontra, mungkin bisa diusulkan ke admin buat bikin kanal Bola Indonesia sendiri hehehe.  Sebelumnya saya akan mengajukan beberapa pertanyaan dan jawabannya ada pada hati nurani anda sendiri karena andalah yang lebih tahu diri anda sendiri. Pertanyaan saya menyangkut 2 Era kepengurusan PSSI paska NH lengser.


  1. Apa yang anda rasakan ketika Timnas pernah dibantai 0-10 oleh Bahrain dan tidak lolos grup Piala Aff edisi lalu ketika Timnas kita Di latih Aji Santoso dan NM? (Era Johar)
  2. Apa yang anda rasakan ketika Timnas Sekarang pun tak kunjung menang walaupun PSSI nya sudah bersatu ? (Era Johar dan La Nyala).


Cukup simple pertanyaan saya jawabannya bisa ditemukan pada hati para sahabat sendiri dan para sahabat bisa menyimpulkannya sendiri apakah memang sudah sepenuh hati mencintai Timnas atau mencintai Timnas dengan alasan tertentu, karena andapun tidak bisa membohongi hati anda sendiri.

Terlepas dari itu semua marilah kita sama-sama berfikir jauh ke depan, buat apa pertentangan dan caci maki yang tidak perlu ini, mengapa kita tidak mencurahkan pikiran dan energy kita demi membangun sepakbola yang sehat dan berprestasi, lagipula apakah ada untungnya buat para sahabat mempertahankan ego suatu kelompok sampai-sampai mempertaruhkan harga diri sendiri istilah kasarnya 'nyang dosa kite nyang enak die' dapet promosi gratis.   Lalu mengapa tidak mengadakan suatu forum beneran bukan di dumay tapi di dunia nyata alias kopdar, disamping dapat Pahala karena menjalin silaturahmi juga bisa menjadi ajang bertukar pikiran yang tadinya beda mungkin bisa didapatkan win-win solutionnya kalu perlu undang juga tuh perwakilan PSSI biar mereka tahu masih banyak yang peduli sama mereka, seperti itu kan lebih baik tanpa ada permusuhan dan rasa dengki.

Saya berharap artikel saya ini dapat menggugah hati nurani para sahabat, ingat "Mencari satu kawan itu lebih sulit daripada mencari 1000 musuh"

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline