Lihat ke Halaman Asli

Melkisedek Factor - Kisah Nabi Ibrahim !!!

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menuliskan hal ini sangatlah berat karena latarbelakang pendidikan saya bukanlah Theologi namun hanyalah awam yang punya cita-cita dapat berperan aktif dalam proses menyatukan kembali kedua keturunan rohani nabi Ibrahim dari bani Ismail dan bani Ishak dengan pendekatan Tinjauan Perspektif dari sisi SOMBOY... :) dan ditambah lagi bahwa menuliskan tentang Melkisedek, seorang tokoh yang tidak begitu banyak diulas dan bahkan mungkin tidak banyak juga yang menyadari namanya ada tertulis dalam kitab suci :) sehingga sangat sedikit informasi yang dapat dipahami dari tokoh ini untuk dibuatkan tulisannya menambah beban mental dari saya untuk berani menuliskannya karena itu saya berharap tulisan sederhana ini dapat dipahami dengan ringan-ringan saja dan saya tidak memaksudkan supaya tulisan ini menjadi perdebatan theologi para pembaca, namun hanya bertujuan menyampaikan makna/pesan damai dari Allah untuk umat manusia melalui tokoh Melkisedek yang saya ulas di bawah nanti.

Menggunakan kata -Tinjauan Perspektif-, saya jadi tersenyum sendiri karena adik saya pernah mengatakan "itu makanan apa yach?" Ya Intinya sich saya hanya mencoba menafsirkan makna-makna tulisan sabda Allah bagi umat manusia dan berusaha bagaimana seharusnya diharapkan kita sebagai yang menerima pesan tersebut bertindak dan bersikap sehingga Allah yang akan dimuliakan sebagai output akhirnya.

Bukan apa-apa, saat ini banyak orang yang membuat firman Allah itu untuk ditafsirkan dan disampaikan demi mencapai tujuan manusia itu sendiri tanpa lagi menganalisa dan merenungkan lebih dalam dampaknya bagi kemuliaan Allah sebagai output dari penafsirannya tersebut. Kalau bahasa sederhananya adalah Cocoklogi, dimana untuk mendukung maksud-maksud tersembunyinya, diambillah ayat-ayat sesuai seleranya dan membuat ayat-ayat tersebut sebagai pendukung teori atau aplikasi yang telah dilakukannya. Kalau sudah begini, apa bedanya lagi kitab suci dengan kulkas yang ada dirumah kita masing-masing! Ketika kita butuh sesuatu, kita tinggal buka pintu kulkas dan mengambil yang penting bagi kita lalu menutupnya kembali. Demikian juga dengan ayat-ayat kitab sucinya :)

Bagi saya, kitab suci sebagai pesan Allah sebagaimana juga kalau kita menuliskan surat cinta, meskipun dituliskan dan diceritakan sampai beratus dan beribu halaman, tentulah punya suatu tema utama yang ingin disampaikan sang penulisnya.

Jadi, marilah saya bahas kisah Melkisedek ini dari pertama sekali kemunculan namanya di dalam kitab suci tersebut.

Nama Melkisedek pertama sekali muncul di kitab Genesis pasal....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline