Lihat ke Halaman Asli

Membangun Indonesia yang Bersahabat untuk Anak

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="" align="alignleft" width="260" caption="Alat Pengukur Kualitas Udara"][/caption] Dengan kepedulian kualitas udara di Indonesia ini, dalam versi Google, hanya terdeteksi 4 (empat) kota saja di Indonesia yang mencantumkan berita tentang alat pemantau kualitas udara. Baik di kota Surabaya, Solo, Riau dan Jakarta, telah tercatat memiliki / paling tidak telah berusaha membicarakan pengadaan alat pemantau kualitas udara. Kasus kebakaran hutan di Riau, yang tidak lekang dari ingatan bulan kemarin telah berakibat ekspor asap ke Singapura dan Malaysia, yang seyogyanya menyentuh pemikiran kita, negara Indonesia dengan kualitas apakah yang nantinya akan kita wariskan kepada anak cucu kita kelak? Berharap mengenai masa depan Indonesia yang akan dipegang kendalinya oleh anak cucu kita, bila sekiranya kita berpikiran normal, semua yang baik, semua yang adil, semua yang mulia, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pastilah diharapkan terkabul, yang secara khususnya akan membawa kebaikan buat anak cucu kita. Meski miris dengan apa yang terjadi dengan kondisi paru-paru dari anak cucu kita di Riau sana, yang terdampak paling besar karena kualitas buruk udara, dunia macam apa yang dapat kita usahakan untuk diberikan, untuk anak kita yang nantinya mungkin dapat menjadi agen perubahan berkualitas buat Indonesia ini? Indonesia sehat yang menghasilkan anak Indonesia sehat yang dapat dimulai dengan menjaga kebersihan seisi rumah dan halaman, menggalakkan rajin mencuci tangan dengan sabun dan bersikat gigi setiap hari, peduli kepada sampah, daur ulang serta bagaimana mengolah dan mengelolanya. Indonesia yang mengutamakan air bersih dengan tidak membuang sampah ke sungai yang notabene di beberapa lokasi di Indonesia merupakan bahan baku pengelolaan air bersih. Sumber mata air pegunungan dirawat dan diberdayakan kualitas serta kuantitasnya dengan tidak mengotori / merusak alam, dan mungkin bersama dengan anak jenius dan para ahli botani dapat mencari alternatif natural untuk melahirkan pengelolaan air bersih dari sumber seadanya. Indonesia yang berpendidikan dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan apa yang dicita-citakan para pendiri bangsa. Sekiranya, jangan sampai kasus Malala, seorang gadis pemberani, aktifis wanita dan pemerhati pendidikan Pakistan yang ditembak tanggal 9 Oktober 2012 lalu, terjadi di negara kita. Walau atas kemurahan Tuhan Yang Maha Kuasa, Malala berhasil selamat dan setiap tanggal 12 Juli di PBB, diperingati sebagai hari Malala. Mari kita bersama anak cucu kita, selalu menjunjung tinggi pendidikan dengan budi pekerti luhur sebagai napas negara Indonesia. Indonesia yang peduli dengan kualitas makanan sehat yang dihasilkan dari bumi Indonesia. Negara kita adalah negara “Gemah Ripah Loh Jinawi”, yang dapat memunculkan hasil alam berkualitas, hingga dijuluki “Tukul tanpo Tinandur” yang sayangnya sudah berkurang sedemikian banyak kualitasnya dikarenakan tindakan masif dari para pelaku perusakan alam Indonesia yang dibantu oknum pejabat korup dan pelaku usaha yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa mempedulikan kelestarian alam dan dunia pertanian. Kita dan anak dapat berfokus kepada makanan sehat asli Indonesia, mengurangi junk food, belajar menanam dan dapat belajar ilmu pertanian sedari muda. Indonesia yang peduli kepada keamanan anak dan khususnya kepada anak perempuan di negara kita ini. SisKamLing (Sistem Keamanan Lingkungan) sebenarnya adalah salah satu sistem keamanan terbaik asli Indonesia yang diberdayakan dengan usaha gotong royong yang merupakan semangat asli Indonesia agar suasana keamanan rumah dan komunitas dapat terjalin aman. Masalah ekonomi dan rusaknya tatanan hukum di Indonesia memberi efek dahsyat kepada hal ini, kuncinya ialah berpulang kepada diri sendiri untuk memperhatikan keamanan anak cucu serta PEDULI bilamana ada tindakan kriminal sedang terjadi kepada anak cucu orang lain. Indonesia yang bergaya hidup menabung dan diajarkan kepada anak Indonesia sedari muda untuk belajar mengatur keuangan secara dini, belajar gaya hidup sederhana dan tidak konsumtif mengingat banyak sekeliling kita yang mungkin tidak seberuntung kita. Bergaya hidup hemat tidak sama dengan bergaya hidup KIKIR, karena hidup hemat bermaksud untuk mengelola uang dengan bertanggung jawab sedangkan KIKIR bermakna menghalalkan segala cara untuk tidak keluar uang dengan maksud egois. Indonesia berkeadilan sosial yang dapat difokuskan pada kegiatan sosial untuk diajarkan kepada anak Indonesia dalam peduli akan lingkungan sekitar dengan beraktifitas pada kegiatan anak asuh, menabung demi orang berkekurangan / bencana alam, berperan serta aktif untuk menggalang dana untuk kepentingan panti asuhan / panti jompo dan lain sebagainya. Indonesia yang memberikan mentoring anak dalam bentuk teladan hidup yang seyogyanya ditunjukkan melalui tindakan para pemimpin bangsa dan para wakil rakyat dengan bekerja professional, menjauhkan semangat korupsi dan nepotisme, berkelakuan yang sejajar antara perkataan dan tindak tanduknya dan banyak hal lainnya yang dapat diberikan kepada anak cucu kita ini. Indonesia yang bersocial media sehat untuk anak, khususnya internet sehat untuk anak yang dapat digagas baik dengan kerja sama para media cetak dan elektronik, para internet provider dan telekomunikasi, para pemilik stasiun Televisi serta KeMenKoMinfo Indonesia untuk senantiasa memberikan filter media khususnya kepada anak yang berusia 18 tahun kebawah untuk tidak mengakses situs pornografi, perjudian, serta situs yang tidak layak lainnya. Indonesia yang peduli kepada kelestarian alam sebagai bentuk warisan terbesar yang dapat diwariskan kepada anak cucu Indonesia di masa depan. Indonesia adalah mutiara khatulistiwa sejati di dunia dan pemiliki hutan hujan tropis terbesar didunia yang sebenarnya layak untuk masuk sebagai salah satu keajaiban dunia dan masuk sebagai peninggalan budaya berharga UNESCO. Mungkin kita yang diberikan harta karun ini apa terlalu tidak peduli atau bagaimana, sungguh tidak menyadarinya. Sejenak, jangan berpikir dahulu mengenai bagaimana membentuk Anak Indonesia sebagai Agen Perubahan yang berwawasan worldvision kalau kita semua sebagai generasi pemimpin pada masa kini tidak memperhatikan dan memberikan Indonesia sebagai wadah bersahabat untuk Anak Indonesia kita sendiri. Dan bilamana ketidak pedulian itu terus terjadi, ingatlah bahwa kita sudah mengambil saham untuk merusak anak cucu kita sendiri. Mudah-mudahan hal itu tidak terjadi, rekan sekalian. Salam sukses selalu! Twitter : @solusi_bijak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline