Perkembangan Covid-19 di Indonesia semakin hari, semakin meningkat tajam, bahkan di Nusa Tenggara Barat beberapa waktu terakhir, sering kita dengarkan ada banyak orang yang mengeluh indera penciuman tidak berfungsi dengan baik, bahkan ada banyak yang meninggal di berbagai desa di Kabupaten Bima dan Kota Bima. Terlepas dari penyebabnya adalah Covid-19 atau bukan, hal tersebut membutuhkan pembuktian atau diuji secara klinis, baru dapat dipastikan.
Tetapi tidak salah, jika kita semua harus tetap hati-hati dan tetap menjaga keseimbangan gaya hidup atau biasa disebut dengan life style. Sesuai dengan kemampuan masing-masing. Pola kerja virus sangat sederhana sekali. Mereka menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Lebih detail lagi, mereka menyerang CD 1, CD 2, CD 3, CD 4 dan lainnya. Nah, pertempuran sistem kekebalan tubuh dengan virus yang ada di dalam tubuh kita, terjadi setiap waktu.
Apabila sistem kekebalan tubuh menang, pasti kita akan tetap sehat. Tetapi, jika sistem kekebalan tubuh kita menurun atau kalah, pasti kita akan sakit dan seterusnya. Karena itu, cara terbaik untuk menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat dan terus meningkat adalah dengan cara, menjaga pola makan dan istirahat. Pastikan makanan, kita setiap hari harus ada sayur dan buah dan pola istirahat harus tetap terjaga, minimal 6 sampai 8 jam, itu ukuran normal medisnya.
Tetapi ada beberapa pandangan tentang kualitas tidur namun ikuti saja perspektif umumnya, sebagaimana penjelasan sebelumnya. Selain itu, perhatikan juga faktor stressring, jangan sampai karena covid-19 dan berbagai dampaknya membuat kita panik, stress dan lain sebagainya. Ibn Sina pernah berkata "Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan".
Bisa juga dengan berdzikir, menjaga wudhu, sholat, mengaji (mengingat Allah) muhasabah dan mujahadah agar menimbulkan ketenangan dan kedamaian dalam jiwa agar kita semua lebih dekat dengan Allah. Dari pernyataan tersebut ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat Ar-Ra'du ayat 28 yang maknanya "orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram."
Berwudu sebagai Sarana Menjaga Imunitas Sebagai satu acuan untuk memahami konsep "sehat", World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu "keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun social, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat." Memaknai definisi ini, Notosoedirjo menyebutkan bahwa sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat.
Orang yang tidak berpenyakit pun ternyata belum tentu dikatakan sehat. Dia mestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental maupun sosial. Karena itu, kesehatan merupakan suatu keadaan dimana seseorang dapat memfungsikan semua organ tubuhnya dengan baik. Dalam artian, empat aspek kesehatan, yakni kesehatan badan (fisik), mental (jiwa/rohani), sosial dan ekonomi dapat berjalan dengan baik, sehingga seseorang dapat menjalani kehidupannya dengan baik pula.
Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyebutkan bahwa wudhu merupakan salah satu sarana Tazkiatun Nafs (Mensucikan Jiwa). Selain itu, berwuhu juga merupakan proses kebersihan yang dilakukan oleh seseorang untuk membasuh bagian-bagian tubuh sebanyak lima kali dalam sehari. Wudu sendiri mengandung dua aspek kebersihan, yakni kebersihan lahir berupa pencucian bagian tubuh manusia, dan kebersihan batin yang ditimbulkan oleh pengaruh wudu kepada manusia berupa pembersihan dari kesalahan dan dosa yang dilakukan oleh anggota-anggota tubuh.
Di samping itu, bila kita, melihat wudu dari segi kesehatan medis, ada banyak manfaat bagi orang yang yang mengerjakan wudunya dengan baik. Sebagian besar proses pembersihan dalam wudu mengenai kulit manusia dan jiwa, apabila kita memaknai dan memahaminya. Nah, bagaimana dengan pernyataan berwudu dapat menjaga dan meningkat imunutas dan bahkan akan mengurangi virus di tubuh kita?
Tentu, relevansinya sangat kuat bahwa virus atau bakteri yang ada dalam tubuh, dapat membersihkan dan mencegah penyakit, terutama virus dan bakteri yang terkena basuhan dari air wudu tersebut. Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Muhammad Afif, dalam jurnal Urgensi wudu dan relevansinya dengan kesehatan, mengutip Masbukin menjelaskan, penelitian kedokteran modern membuktikan bahwa berkumur dengan air setiap hari, dapat mencegah penyakit demam dan pilek pada diri seseorang.
Dan juga berkumur dapat membersihkan tenggorokan dari bakteri dan mikroba sebelum ia menyebar dan menimbulkan penyakit, serta mencegah dari potensi terkena penyakit pilek dan demam. Karenanya, apapun bentuk virus, bakteri dan microba yang ada didalam tubuh kita, terutama dari tubuh bagian luarnya, akan dibersihkan oleh wudu bahkan virus covid-19 sekalipun.