Lihat ke Halaman Asli

Solihin

Guru IPS

Tiba-tiba Rindu Keluarga

Diperbarui: 20 Juli 2021   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rindu Keluarga. Sumber gambar: Cikimm.com

TIBA-TIBA RINDU KELUARGA
Edisi Hari Raya Qurban 1442 H di Kota Orang

Lebaran tahun ini ada sedikit yang berbeda. Saya merayakan Hari raya Kurban bersama teman kampus di Kota orang tepatnya Kabupaten Jember. Saya sekarang sedang kuliah semester lima Jurusan Pendidikan IPS. Saya sengaja tidak pulang karena ada beberapa kegiatan yang harus saya ikut. Namun dibalik itu saya berharap keluarga ku disana sehat. Dibalik itu, saya juga takut pulang di saat pandemi  dan juga lagi kondisi PPKM. Hal mana tempat saya tinggal sekarang sedang maraknya Covid-19, jadi saya putuskan tidak pulang kampug hawatir membawa virus ke keluarga.

Menjelang Hari Raya Idul Adha 1442 H suasana kampus mulai sepi. teman-teman seperjuangan mulai pulang kampung, tepatnya pada hari tarwiyah hanya tinggal tiga orang. Terkadang saya hanya sendirian di sebuah kotak kamar dengan alunan musik merdu mengisi hari-hari ku. Selama bertiga kami  memasak sendiri untuk dimakan sahur dan buka. Meski hanya masak telur campur tepung (Lebih banyak tepungnya) dan sayuran berkuah yang penting perut bisa terisi dan suatu kebanggaan tersendiri bagi saya bisa berproses dan berlatih untuk mandiri jauh dari keluarga.

Sejak hari tarwiyah benih rindu mulai muncul. Gimana tidak rindu saat dirumah pada suasana hari raya selalu ada masakan tanpa memasak sendiri. Dari itulah saya sedih mengingat saat momen lebaran di rumah. Namun terlepas dari itu semua, saya berusaha apatis dengan kerinduan yang menggebu-gebu dengan mengisi kegiatan.

Menuju malam takbiran suasana makin sepi. Alhamdulillah kebutuhan dapur masih ada tinggal memasak saja. Beberapa lama kemudian teman yang rumahnya deket kampus membawa nasi kuning untuk buka puasa kami bertiga, kami pun bahagia karena bisa makan menu yang lezat. Setelah sholat ashar salah satu teman dari kami bertiga punya rencana bakar ayam kampung dan akhirnya setelah salat maghrib kami bakaran di depan kantor UKM.

Alhamdulillah rindu sedikit menghilang dibalut dengan suasana canda tawa gurauan teman yang berpura-pura ceria. Padahal sedang dilanda rindu suasana lebaran bersama keluarga. Setelah selesai bakaran kami bertiga berkumpul beberapa menit berbincang pengalaman selam dirumah. Itupun membuat saya semakin rindu orang-orang di rumah.

Matahari mulai terbit, kami bertiga segera bergegas menuju masjid untuk sholat Idul Adha. Kebetulan kampus tidak melaksanakan salat Id. Kami pun salat Id di belakang kampus yang memakan waktu 2 menit. Setelah selesai salat saya langsung pulang dan setelah sampai kantor UKM teringat suasana rumah kembali. Biasanya setelah salat Id langsung makan opor ayam, kue, rawon, namun sekarang berbeda. Setelah sampai di kantor UKM kami langsung menata tempat tidur dan memutar musik.

Teman pun berkata “ Biasanya kalo di rumah banyak makanan, sekarang gada, dan sepi pula ( dengan nada tertawa)”. Saya mengakui jugak, saat pulang salat Id tidak ada apa- apa. Tapi beruntungnya teman yang dekat kampus itu membawa makanan lagi, kami bertiga bahagia menyambutnya. Di situ kita bercerita panjang mengingat masalalu di rumah bahkan kebasaan yang di lakukan pada saat lebaran Idul Adha.

Dari cerita keseharian saya diatas, mengajar kan saya pribadi untuk mandiri meski tidak bersama keluarga. Karena mau tidak mau kita semua akan di tinggal oleh orang tercinta. saya sebagai mahasiswa dan merantau di kota orang tentu selalu rindu kedua orangtua. Bukan hanya uang tetapi belaiain kasihnya yang saya rindukan tiada tandingannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline