NORTHERN-SOUTHERN OZ. Penerbangan Townsville-Melbourne untuk rembug tua (business) tentang red-documents with absolutely no serious intent, maka akan dipersingkat. Singkatnya, we're leavin' on a jet plane —for collateral things. And today, marks the 2-year of our collateral anniversary.
Queensland — 21 Maret It is fun and fluffy. Menculik seorang Queenslander (kawan lama) kelahiran Townsville "Sunshine State" Queensland, untuk dibawa ke Melbourne (Melb) dalam penerbangan Private AA dari Townsville ke Tullamarine. Menurut radar, TSV International Airport — MEL Tullamarine Airport bejarak sekitar 2.075km. Dalam duration 2,5 jam itu melakukan 1 stop (transit) di Canberra International Airport (CIA). Dua orang kawan telah menanti di lounge CIA untuk ikut perjalanan menuju ke Melb. [caption id="attachment_174025" align="aligncenter" width="464" caption="pre-flight meals. private AA. (MIO)"]
[/caption] [caption id="attachment_174026" align="aligncenter" width="464" caption="this is thermidor, tonight we dine in jet. (MIO/JA)"]
[/caption]
Melbourne It's in the rain. Dalam cuaca hujan jetplane selamat mendarat di Tullamarine (airport Melb). Tiba di central business district (CBD) langsung menuju ke flat (apartment) dijantung kota Melb (downtown) untuk menjemput team-mate menuju sebuah hotel di jalan Spencer —cause there was a lot to do. Menginap di pinggir sungai, satu atap dengan lantai berbeda di Crowne Plaza. Bangun siang kemudian meeting di lounge, hingga keluar hotel mencari angin-malam. Chill-out and relax, berjalan kaki sekitar 15 menit menyusuri sungai Yarra melewati Batman Park, menemukan sebuah resto (lupa nama) murah tapi TOPBGT, berlokasi dekat tram-route ke Kilda/Vic-Market (pasar) —mmm simply perfect dinner. Dalam beberapa hari, drive in any direction —backpacker mode— mulai Mio pahami scheme jalanan kota Melb, dimana stencils merupakan ephemeral-nature of street-art. Sehingga kota ini terlukiskan sebagai emo-capital yang sedang hooning, dan bertolak belakang dari sepupunya di region sayap kanan —Sydney. Ciri khas Melburnians: (a) Tak suka video tentang Sydney di Youtube. (b) Hunting tentang "Melbourne vs Sydney" kemudian release puluhan halaman essay untuk melawan Sydnian. (c) Ditemui banyak kasus menyamar sebagai tourist yang cinta Melb dan benci Sydney —padahal bukan tourist. [caption id="attachment_174027" align="aligncenter" width="464" caption="mio and team (MIO)"]
[/caption]
Pagi —hari kedua, Mio sudah berada di Queen Victoria Market seperti ibu-ibu. Di sepanjang jalan Chapel, daerah South Yarra lalulintas macet, ternyata ada razia. Sementara bagasi-belakang ada dua packs seafood berisi lobster segar (purchased dari pasar) sebagai oleh-oleh. "Good morning sir," driver menunjukkan id-card, kemudian kami dipersilahkan mengambil jalur kanan dengan mulus. Mampir sebentar ke rumah seorang kanca expat (jawanese) meletakkan oleh-oleh, dilanjutkan menjajal cafe di Box Hill, dimana wisatawan menikmati coffee & meals, sambil menonton persaingan 17 beruang demi supremasi. Mungkin tinggal perkara waktu Julia Gillard akan labeling cafe itu sebagai illegal-immigrant, kemudian melemparkannya ke pusat penangkaran —Woomera. Malam hari serasa kota Melb tak dicintai, karena selama Mio berkendara siang tak menemui city-landmark (memang Melb tak punya landmark —pasar Vic itulah landmark). Maka, selain kebutuhan industri olahraga besar, ia juga butuh landmark untuk menyaingi The-Dog-on-the-Tuckerbox-nya Gundagai. Sisi positivenya, Melb memiliki trams (kereta bus) dan bagi pengguna iPhone tinggal download Tramtracker gratis lalu dihubungkan GPS untuk menemukan tram-stop di map. Selain trams kota Melb memiliki tingkat kejahatan sedikit rendah (really not) mungkin karena ada penerus keberadaan Batman. [caption id="attachment_174030" align="aligncenter" width="464" caption="panorama malam dari sungai yarra (MIO)"]
[/caption] [caption id="attachment_174031" align="aligncenter" width="464" caption="hello, i need a milk shake. (MIO)"]
[/caption]
Sering mendengar, bahwa Melb adalah tempat bagi para pecinta kopi (terbayang para Italiaussie membuat genre coffee & brews diawal establishnya kota ini). Namun sayang, lidah Mio sudah kebal dengan varians citarasa coffee Italian-resto dan Starbucks-esque venues London, dari kopi arang lesehan angkringan, hingga kelembutan susu padat mozzarella berkadar air tinggi bertexture mulus seperti Fior Di Latte, Scamorza, Bocconcini, Provolina, hingga Ricotta Delicata. Menjelajah di CBD atau Victoria, apabila terdapat papan “Melbourne Coffee” berarti disitulah kopi berkualitas ada. Tapi kali ini Mio memilih susu murni. Pilih susu di milk-shop, bagai menyeimbangkan idiosyncrazy of ourselves dengan mere existence of others. Sedangkan memilih susu di coffee-shop, bagai bersikap tolerant dan pretentious sekaligus. Pilih susu hangat dengan sedikit buih kemudian espresso-shot ditaburkan diatas, atau susu hangat dengan espresso-shot kemudian banyak buih dituangkan di atas? Meskipun dibolakbalik dengan nama beragam, generally tetap sama saja —milk is milk —mengandung carbohydrate proteins dan fat, lactose, iodine, calcium, phosphor, vitamin D & A. 5 hari (full) working for the weekend menghasilkan great-deal dalam meeting and mission accomplished. There are times, after our hard work and dedication to family and mankind, everyone should remember to laugh and appreciate the good work we have done, right? Maka, ada saat dimana kehangatan susu menjadi penawar terakhir dalam kebutuhan 4 sehat 5 sempurna. Malam minggu, berarti menikmati susu sambil mendengar Percy Faith Leaving on a Jet Plane dan menatap layar LCD terbaca: Stuxnet blai tenan, Nuclear Iran Ketar-Ketir, Teruntuk Mr. XX. —Mio hanya membaca, tak menulis apapun disana. [caption id="attachment_289949" align="aligncenter" width="464" caption="pure milk (MIO)"]
[/caption]
Yes! Sudah diminum habis. Cheers like a jolly old Jester-man's creed and I feel like butter floating on a piece of bread. Maka inilah waktu untuk berpisah, mereka ke London via Canberra (take care!) sedangkan Mio sendiri naik very-comfortable-skybus ke Tullamarine Airport (10 menit). Mio berniat untuk membasuh jiwa-raga di Tazzie (Tasmania the Apple Isle). Karena jenuh terlalu lama tinggal di kota, so I need to get a grip sebelum berjumpa someone (masih banyak saudara-saudari kita dihutan). I think, Maria Sharapova sudah berkeringat celananya karena siang itu ia bermain tennis —suhu sekitar 44°C ^^. Well-neutralised, dari airport mengucapkan selamat tinggal Melb —menuju Tazzie.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H