Lihat ke Halaman Asli

SOLEH TRI HANDOKO

Penulis Digital

Representasi Patriotisme dan Maskulinitas dalam Film ''The Fury 2014''

Diperbarui: 9 Januari 2022   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cover Film The Fury 2014 | Sumber: www.imdb.com

Film berjudul ‘’The Fury’’ merupakan film yang diadabtasi dari kisah nyata berlatarkan  pada masa perang dunia ke 2 yakni konflik antara pasukan Amerika Serikat dan pasukan NAZI Jerman. 

Dalam film ini menceritakan pasukan sekutu yaitu Amerika  di akhir perang dunia ke 2 yang pada saat itu  Amerika hampir berhasil  melumpuhkan pasukan NAZI Jerman di negaranya sendiri, pasukan sekutu yang dipimpin oleh sersan Wardaddy dimana sersan Wardaddy mendapat misi terakhir yang berbahaya untuk melumpuhkan sisa -sisa tentara NAZI di jantung kota jerman dengan para pasukan Tank Amerika hingga akhirnya tersisa satu Tank  Amerika yang mampu bertahan dari NAZI Tank tersebut dijuluki Tank The Fury tetapi harus gugur.

Sebelum pembahasan lebih jauh perlu diketahui bahwa film ini merepresentasikan Patriotisme, Patriotisme menurut Sri Kartini dalam bukunya ‘’Jiwa Patriotisme (2020) ’’ bahwa sikap patriotisme merupakan Sikap Pemberani, Pantang Menyerah, serta Rela Berkorban. 

Hal ini melekat pada tokoh seorang Wardaddy dan pasukan yang menjalankan tugas negaranya dengan penuh Pengorbanan, keberanian dan Semangat hal  ini juga menggambarkan seorang laki-laki yang disebut juga  maskulin. 

Kata Maskulin sendiri terikat pada suatu konsep atau nilai yang terbentuk oleh suatu  budaya menjadi indeks atau sifat-sifat terntentu. Thomas Carlye berpendapat bahwa maskulinitas dikaitkan dengan kemandirian, kekuatan, dan suatu orientasi tindakan.

Kembali ke Cerita film,  diawali dengan suasana mencekam di area perang di jerman, ketika itu salah satu personil dari Tank The Fury Sersan Wardaddy terbunuh oleh tentara NAZI Jerman sehingga Wardaddy kembali ke Camp untuk membuat strategi baru. 

Disaat itu juga datanglah seseorang pria remaja berdarah Amerika yang bernama Norman yang ditugaskan untuk menggantikan personil Tank Fury yang telah Gugur. Norman sendiri merupakan juru ketik yang tidak mengerti tentang dunia perang, dan juga tidak pernah membunuh.

Dalam misi pertamanya dengan Norman, Tank Fury ditugaskan untuk menyelamatkan tentara sekutu lainya yang terjebak di area perang NAZI, hingga akhirnya Tank Fury bertemu dengan aggota sekutu lainya kemudian bertemu dengan tentara NAZI dan akhirnya perang pun terjadi. Di sini  Norman sama sekali tidak berkontribusi dalam perang tersebut karena alasan Norman belum siap dan tidak mau membunuh.

Setelah perang usai jerman mundur dan pasukan The Fury kembali ke Camp untuk beristirahat, disaat itulah Norman dihajar habis -habisan oleh sersan Wardaddy dan personil Tank Fury karena Norman tidak membantu sama sekali dalam perang itu, Norman lalu diajarkan oleh sersan Wardaddy  agar Norman menyadari bahwa ia harus sadar  menjadi seorang tentara itu harus rela mengorbankan jiwanya raganya demi membela negara serta harus berani dalam mengambil resiko.

 Singkat nya dalam misi terakhir Tank Fury dan 3 Tank sekutu lainya ditugaskan  untuk menyerang sisa -sisa tenatara NAZI di jantung kota jerman, ketika sedang menuju kote NAZI dari kejauhan menembaki seukutu hingga perang terjadi. 3 Tank sekutu Gugur dalam peperangan yang dihabisi oleh Tank canggih milik NAZI, sehingga hanya menyisakan Tank Fury yang dikomndoi oleh sersan wardaddy.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline