Lihat ke Halaman Asli

Sinta SolehatulUmah

Mahasiswi bahagia.

Pembelajaran Jarak Jauh: Guru Makan Gaji Buta?

Diperbarui: 23 Juni 2020   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akibat adanya wabah yang mendunia Covid-19. Bukan hanya perekonomian yang terkena dampaknya, malainkan pendidikan menjadi salah satu aspek yang menerima dampak dari wabah tersebut.

Akibat penyebarannya yang begitu cepat, vaksin yang belum ditemukan, dan pengobatan yang sulit dilakukan, maka Kemendikbud memberikan imbauan agar siswa melakukan pembelajaran jarak jauh dari rumah masing-masing dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Imbauan ini berdasarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).

Oleh karenanya, pembelajaran dilakukan dengan online melalui gawai setiap siswa. Pembelajaran jarak jauh atau PJJ telah dilakukan sejak pertengahan maret.

Terhitung tiga bulan hingga saat ini. Hal ini tentu saja menyulitkan beberapa pihak terutama guru dan wali murid, terutama pada jenjang Sekolah Dasar.

Namun pada beberapa kondisi seperti ini, tak jarang walimurid mengeluh mengenai pembelajaran dan tugas-tugas yang diterima oleh anak mereka. Guru dengan gaji buta Akibat banyaknya tugas yang diterima oleh siswa dan banyaknya siswa yang kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut sedangkan materi yang mereka terima tidak sepadan.

Akhirnya banyak orang tua dan siswa mengatakan bahwa guru pada masa pandemi ini hanya menerima gaji buta tanpa bekerja dan hanya menyulitkan siswa.

Namun jika ditinjau dari kondisi yang berbeda, yaitu kondisi seorang guru yang harus menghadapi masa pandemi ini dengan mengajarkan banyak anak tanpa bertatap muka. Bukan hal mudah bagi seorang guru untuk melaksanakan tugas berat yang diembannya. Setiap guru telah memiliki rancangan pembelajaran pada setiap materi yang akan diajarkannya.

Kini, hal tersebut harus diubah, dengan mengganti metode pembelajaran dan mengganti sistem belajar yang akan dilaksanakan serta materi yang harus tersampaikan. Sehingga tak jarang satu guru selalu mengganti metode pada setiap pertemuan, karena guru menginginkan metode yang mampu membuat setiap siswa paham dan mengerti apa yang disampaikan.

Guru tetap memiliki tanggung jawab untuk melakukan penilaian serta merekap absensi setiap siswa pada setiap pertemuan.

Apalagi, dalam 3 bulan ini telah berlangsung Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir semester. Maka tugas seorang guru tak hanya memberikan tugas dan materi saja, melainkan harus memutar strategi agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik dan tidak melepaskan tanggung jawabnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline