Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mengajar, dimana dalam hal ini lingkungan sekolah secara umum sebagai tempat formal mendapatkan pengetahuan (Knowledge), dalam hal ini guru menjadi komponen yang sangat penting dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru, peran guru sangat penting sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran interaksi antara peserta didik dengan pendidik harus terjalin dengan sangat baik, sehingga dapat terjadi secara efektif dan efisien dan hasil yang akan diperoleh sesuai dengan harapan pendidikan.
Pada kenyataannya dalam proses pembelajaran tidak semuanya dapat berjalan secara optimal, terdapat beberapa faktor menjadi penghambat peserta didik dalam memahami materi pembelajaran baik faktor secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu hal yang sering menjadi hambatan yaitu faktor psikis peserta didik ialah motivasi. Motivasi sebagai suatu dorongan atau kesadaran yang ada pada peserta didik untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Motivasi itu sendiri, berasal dari faktor dalam diri (Intern) sehingga usaha dalam meraih segala keinginan atau tujuan dapat dilakukan secara bersungguh-sungguh dengan adanya kesadaran diri sendiri, kemudian faktor motivasi yang berasal dari luar (Ekstern) dimana adanya dorongan yang diberikan orang lain. Sanjaya (2016: 28) mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Berlangsungnya proses pembelajaran agar menjadi efektif maka perlu adanya motivasi dalam diri peserta didik. Kurangnya perhatian peserta didik dalam menyimak materi yang sedang diajarkan, model pembelajaran yang tidak tepat serta tidak bervariatif, dapat menjadi penyebab kurangnya motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran khususnya pelajaran sejarah. Dilihat dari prakteknya pengajaran sejarah disekolah, sering mendapat kesan bahwa pembelajaran sejarah kurang menarik cenderung membosankan (Umar, 2019: 119).
Pelajaran sejarah dianggap sebagai mata pelajaran sulit karena dituntutnya ingatan mereka untuk memahami peristiwa sejarah masa lampau yang akhirnya muncul paradigma mengenai sejarah adalah mata pelajaran yang tidak menarik, dan kemudian akan membuat rasa tidak suka dan rasa keterpaksaan akan semakin melekat dalam diri peserta didik. Dengan demikian diperlukan adanya keaktifan seorang guru dalam memberikan dorongan khususnya guru sejarah untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik secara sederhana dengan dasar bahwa mempelajari sejarah itu penting.
Hal ini sesuai dengan Rowse (Atmaja, 2019: 55) mengemukakan bahwa sejarah adalah suatu mata pelajaran yang bernilai pendidikan tinggi. Dalam meningkatkan motivasi belajar tidaklah mudah, seorang guru harus memiliki cara atau strategi yang tepat bagi peserta didik sehingga motivasi itu berhasil. Menurut Sanjaya (2016: 43), beberapa langkah yang dapat dilakukan seorang guru dalam meningkatkan motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1) Membangun suasana akrab, sehingga peserta didik merasa dekat misalnya berkomunikasi dan menyapa secara kekeluargaan.
2) Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajar peserta didik untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan.
3) Mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan peserta didik.
Dalam membangkitkan motivasi belajar peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berhasil atau tidaknya meningkatkan motivasi belajar peserta didik bergantung kepada pemahaman guru dalam menjalankan tugasnya. Motivasi terjalin dengan baik jika terjadinya komunikasi kuat antara guru dengan peserta didik. Seorang guru yang profesional menjalankan tugas dengan baik tidak hanya sebatas status sebagai pendidik tetapi benar-benar mendidik peserta didik secara maksimal dengan kemampuan pengetahuan yang dimiliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H