Lihat ke Halaman Asli

Ayah, Cita-Citaku Bukan Menjadi Anak PNS

Diperbarui: 21 Januari 2022   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sudah cukup harapan menjadi abdi negara dengan titel Pegawai Negeri Sipil. Sekalipun hal itu gagal diperjuangkan, namun sudah lebih dari cukup menjadi bagian dari spirit hidup dimasa depan.

Teringat sejak tahun 2003, engkau mengabdikan diri untuk berupaya menjadi bagian dari orang - orang yang berjuang mecerdaskan kehidupan anak bangsa. Walaupun ada harapan, ini berbanding lurus dengan pemenuhan kebutuhan keluarga yang menjadi tanggung jawabmu.

Harapan ini juga menjadi semangat saya untuk terus belajar dan mencari apa yang dinamakan ilmu. sekalipun tolak ukurnya hanya rangking satu di kelas.

Tapi itu terus diperjuangkan karena melihat perjuangan ayah dengan penuh totalitas mendidik, mengajar dan menyematkan prestasi pada anak didiknya sesuai kapasitasnya.

Lulusan Sekolah Guru Olahraga (SGO) yang saat itu menjadi bagian dari lembaga p0pulis karena penuh dengan pemupukan keahlian diri. Sehingga apa yang dilakukan saat berada di wilayah sekolah, bagaimana supaya anak didik bisa mempunyai skill yang mumpuni.

Sedikit perolehan yang di raih, ia menjadi salah satu guru yang mengirimkan anak didiknya masuk di kejuaraan Porda Jawa Barat  cabang olah raga Sepak Takraw.  Terlebih menjadi peraih medali perak mewakili Kabupaten Pangandaran.

Namun ternyata pemerintah berkata lain tentang bagaimana merekrut abdi negara sebagai bagian dari perwujudan amanat Undang Undang Dasar 45 ini. menjadikan guru yang diapirmasi oleh pemerintah bukan dilihat dari dedikasi dan prestasi guru mendidik siswanya. melainkan bagi guru yang bisa selesai dengan hal yang sifatnya administratif.

Memang ini menjadi bagian dari harapan yang diangkat dalam benak saya. ketika Ayah menjadi bagian dari PNS, minimal orientasi sekolah menjadi lebih mungkin bisa terwujud karena selesai urusan finansial. Namun hal ini menjadi lain saat melihat realita tidak sesuai dengan ekspektasi.

Ayah, sudah tidak usah punya orientasi menjadi PNS, apalagi hanya untuk menciptakan rasa bahagia kepada anaknya. Saya sudah merasa lebih bangga ketika dedikasi dan perjuanganmu untuk mencerdaskan anak orang lain.Tentunya ini menjadi spirit bergerak dan memiliki banyak makna salah satunya bahwa keikhlasan adalah puncak dari sebuah perjuangan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline