Miris melihat gelolak peta perpolitikan negeri ini, sampai saya tidak mengerti orang yang memberikan yang pelayanan terbaik seperti pak AHOK bagaimana tidak jika kita melihat track record beliau pada kepemimpinan sebelumnya dengan Pak Jokowi sebagai pasangan gubernur dan wakil gubernur dengan berbagai program pro semua pihak mengedepankan kemajuan Jakarta dengan berbagai kompleks permasalahan turun temurun seperti banjir, Kemacetan, moda transportasi massal, Lapangan Kerja, Infrastruktur yang buruk, permasalahan normalisasi kali, waduk, Pelayanan yang berbelit-belit, bahkan birokrasi kong kali kong, dari permasalahan PKL, preman berdasi maupun bertato semua di urus.
Setelah Pak Jokowi terpilih menjadi Presiden di tahun 2014 akhirnya Pak Basuki Tjahaja Purnama yang sering kita kenal AHOK di lantik menjadi Gubernur untuk meneruskan program kerja yang sudah di susun bersama pak Jokowi sebelumnya. Ada begitu banyak prestasi beliau yang bisa kita rasakan dan lihat dengan mata kepala sendiri seperti : Membenahi birokrasi yang lebih transpran dengan e-dubgeting, menempatkan orang orang yang kompeten serta dengan etos kerja yang tinggi dengan melelang jabatan dan tidak segan segan untuk mereshafel atau menggeser posisi startegis kepada oknum-oknum yang kedapatan melanggar.
Mulai dari bantaran kali normalisasi kali, waduk, relokasi warga yang tinggal di bantaran kali maupun waduk ke tempat yang lebih layak dengan segala fasilitas demi untuk menata Jakarta lebih baik dengan penghidupan lebih manusiawi. Dan dapat kita saksikan bagaimana wajah sungai-sungai dan beberapa waduk yang di beresin di era kepemimpinannya, membangun fasilitas Ruang Terbuka hijau, RTPA, merelokasi Kalijodo menjadi taman dengan berbagai fasilitas untuk rakyat jakarta.
Memperbaiki serta mengerjakan proyek proyek transportasi Massar seperti MRT,LRT, Monorel dan pengadaan bus bus transJakarta untuk lebih memadai serta menambah berbagai koridor yang menghubungkan Jabodetabek demi untuk melayani masyarakat lebih baik. Pembangunan Rusun dengan berbagai fasiltas untuk menampung warga yang di relokasi dari berbagai tempat yang di relokasi dari tanah bantaran kali serta tanah-tanah negara.
Memaksimalkan serapan anggaran, menggandeng pihak ketiga untuk membangun infrastruktur public melalui dana CSR sebagai bentuk subsidi silang dari dana dana pengembang untuk membangun fasilitas bagi warga Jakarta. Orangnya tegas mengedepankan keadilan sosial serta tidak pernah pandang bulu, motivasinya adalah kerja, kerja dan kerja untuk rakyat.
Darii segudang prestasi Pak Ahok dalam kepemimpinnanya yang tidak kita bisa uraikan satu satu disini seperti yang sudah saya tuliskan dalam berbagai prestasi pak Ahok di artikel sebelumnya, serasa tidak berarti apa apa hanya oleh karena tafsiran yang keliru dari berbagai pihak pada kasus tuduhan penistaan Agama pada Almaidah 51 oleh Gubernur Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama (AHOK) yang tentu bukan kapasitas saya untuk menyatakan sebagai suatu penistaan atau bukan karena proses hukumnya masih sementara di proses.
Ibarat Seekor Ulat Pada Buah, Pohon berbuat Lebat pun di Tebang adalah sebuah ungkapan yang kurang bijaksana Miris dengan kondisi Pak AHOK sekarang jika hal hal itu dijadikan sebagai suatu cara untuk menjegal pencalonannya apalagi jika melihat aksi massa yang begitu besar sepanjang sejarah umat Muslim di dunia dengan aksi 411 dan 212 jika menilai secara rasional bukan tidak mungkin demo super besar ini di tungganngi oleh pihak pihak yang punya kepentingan.
Proses Hukum haruslah melihat pada konteks yang sesungguhnya apakah ada niat atau pelanggaran dalam kasus ini , tentu saja kita mengharapkan hukum berlaku adil dengan perlakukan yang sama kepada semua warga negera Indonesia tanpa melihat agama, suku dan ras sehingga tidak muncul ungkapan Hukum tajam kepada minoritas dan tumpul kepada mayoritas.
Salam Kompasiana
Hasril Sibala