Ketiga pasang calon gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta No. Urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, No Urut 2 Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan No Urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada pilkada 15 Februari 2017 nanti menarik untuk kita simak kembali khususnya ketika ada beberapa acara debat terbuka yang dilaksanakan oleh beberapa lembaga seperti Perguruan Tinggi dan stasiun TV swasta seperti Net TV, termasuk juga Agus enggan lagi untuk tampil di talkshow seperti acara Mata Natwa dan sejenisnya karena mungkin pada dulu ada banyak pertanyaan yang secara tajam di gelontarkan Natwa Sihab pada siapa saja tamu undangannya sebagai kebiasaan semua tamu akan di berikan pertanyaan hingga di kupas habis.
Jika debat terbuka atau wawancara khusus seperti itu mungkin saja yag membuat traumatic bagi Agus sehingga menghindari kegiatan debat terbuka dimana setiap calon bisa untuk memaparkan apa yang menjadi program kerja yang realistis di berbagai bidang, dalam forum debat juga sebagai media untuk saling mengukur sejauh mana setiap kandidat faham dan tahu akan program kerjanya."Jadi sangat penting dalam debat, seseorang harus mengetahui penguasaan masalah, baik itu masalah politik, ekonomi, masalah demokrasi, masalah yang kompleks di Jakarta, termaksud masalah agama dan sebagainya,"
Sebelumnya, ketidakhadiran calon gubernur DKI Jakarta nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono dalam sebuah acara debat para kandidat Pilkada DKI 2017, menjadi perbincangan hangat pengguna media sosial. Bahkan hashtag #AHYTakutDebat sempat menjadi trending topik di Twitter Indonesia, pada Jumat (9/12/2016) beberapa hari yang lalu
Yang menarik, tiga calon gubernur DKI ini juga tengah mengalami hal serupa. Disamping kriminalisasi, isu SARA, propaganda palsu, serta hasutan dengan money politics, ada cara lain yang mempengaruhi keputusan konstituen dalam memilih, yakni debat. Menariknya, respon mereka berbeda-beda tentang debat dan kita tunggu kedapan akan ada jadwal debat yang direncakanan oleh beberapa stasiun TV seperti Kompas TV dan juga yang akan di laksanakan secara langsung oleh KPU yang disiarkan oleh Metro TV dan beberapa TV Swasta lainnya.
Jika dibandingkan dengan Ahok adalah orang yang blak-blakan terhadap apa yang dia pikirkan. Jangankan debat, mengenai kasus yang menimpa dia saja, dia ingin disaksikan oleh banyak orang. Dia ingin jadi pemain utama dalam panggung pengadilan. Apalagi kalau cuma diminta memaparkan program dan berdebat mengenai kasus-kasus di Jakarta. Dari dulu Ahok sudah siap dengan debat. Bahkan, dia mengatakan tak perlu persiapan khusus untuk debat. Sebab, semuanya sudah dia handle Dia cuma pakai modal dari apa yang dia sudah kerjakan jadi tidak perlu persiapan khusus,
Bagaimana dengan Agus ? “Tidak ada kewajiban bagi paslon manapun termasuk saya untuk menghadiri acara debat selain yang dijadwalkan resmi oleh KPUD. Kita tahu sendiri jadwalnya ya, akan dimulai bulan Januari kan. Januari 2 kali dan februari terakhir,” ujar Agus kepada wartawan yang menurut saya hanyalah apologi. Mungkin itulah sebabnya Juru bicara tim pemenangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, Rico Rustombi, menilai selama ini warga yang ditemui tidak terlalu mementingkan soal program kerja calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Hal itu diungkapkan Rico saat berbincang dengan Kompas.com di sela-sela acara Agus di Shangri-La Hotel Jakarta, Kamis (24/11/2016). Program Kerja Tidak Penting yang Penting Orangnya Baik
Lain halnya dengan Anies Baswedan menganggap debat itu baik , mau debat yang di lakukan oleh KPU maupun oleh pihak pihak lain yang tujuannya agar masyarakat tahu program kerja serta penguasaan serta solusi kongkrit bagi membangun Jakarta.
Kita tunggu selanjutnya apakah benar bahwa Agus Takut Debat, kita buktikan ke depan ketika ada kegiatan atau cara Debat baik yang di lakukan oleh KPU maupun yang sudah di jadwalkan oleh stasiun TV maupun perguruan tinggi, karena dari hal hal seperti ini merupakan salah satu cara untuk mengukur sejauh mana setiap calon pemimpin kita untuk memaparkan visi daan misi serta program-program kerjanya.
Salam Kompasiana
Hasril S