Lihat ke Halaman Asli

Farid Solana

I work alone. And I don't do anything random.

Para Jenius yang Bernasib Tragis

Diperbarui: 6 Juli 2017   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Apa yang kita nikmati sekarang merupakan buah karya orang-orang hebat di masa lampau. Seringkali mereka tidak menjalani hidup normal layaknya manusia umumnya, dan bahkan sebagian bernasib tragis.

Ingin tahu siapa saja mereka? Berikut uraian singkatnya.

John Forbes Nash, Jr.

Mungkin dia satu-satunya ilmuwan kontroversial setelah Albert Einstein. Komite Nobel sempat mempertimbangkan memberi penghargaan gara-gara khawatir dia masih gila. Saking kontroversialnya, Sylvia Nassar tergerak membuat biografinya yang terkenal dengan judul Beautiful Mind. Dunia internasional berkabung saat ilmuwan penderita schizophrenia ini meninggal di tempat dalam sebuah kecelakaan lalu lintas. Tubuh rentanya terlempar dari mobil bersama istri tercintanya di tahun 2015 lalu.

Galileo Galilei

Bisa membayangkan apa jadinya sains tanpa teropong temuan Galileo? Ilmuwan Italia yang menginspirasi Isaac Newton ini menghabiskan sisa hidupnya dalam kebutaan. Ia mengorbankan matanya demi pengetahuan manusia akan alam semesta. Tapi, sayang, di akhir hayat dia harus hidup terasing dan dipenjara karena temuannya bertentangan dengan doktrin gereja setelah sebelumnya buku-buku karyanya masuk dalam Indeks Buku Terlarang keluaran Vatikan.

Johannes Gutenberg

Sebelum tahu 1455, buku yang beredar di pasaran dibuat dengan menulis tangan. Tapi, semuanya berubah setelah Johannes Gutenberg menemukan tinta berbasis minyak serta teknik mencetak buku yang dikenal sebagai movable type. Malangnya, temuannya diakuisisi Johann Fust, pemodalnya. Tak hanya itu, posisinya dalam kemitraan pun digeser oleh Peter Schoeffer, menantunya sendiri. Sempat hidup terlilit hutang, iapun baru hidup dengan nyaman setelah mendapat pensiun dan gaji dari Uskup Agung Adolph III, 3 tahun sebelum meninggal dunia tahun 1468.

Ludwig Boltzmann

Namanya memang kurang populer. Tapi, sains, terutama fisika, takkan berkembang tanpa kontribusi besarnya di bidang statistical mechanics. Ilmuwan Austria ini banyak mendapat penghargaan. Ia meninggal karena depresi; yang menyebabkannya gantung diri saat berlibur bersama keluarga. Sampai sekarang tidak diketahui penyebab depresi yang dialami.

Emil Fischer

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline