Maaf menulis adalah ekspresiku, tak bermaksud apa-apa hanya saja aku ini ada banyak sekali pelajaran yang akj terima dari Kompasianer's.
Akhir-akhir ini, aku sedang merasakan keterpurukan. Beberapa orang yang berada dekat dan biasanya bergaul dekat denganku kini satu demi satu pergi menghilang begitu saja.
Sisi ekonomiku drastis melemah, beberapa usaha yang tengah aku jalankan menemui titik kegagalan, sering merasa bahwa hidup ini sudah tak lagi tiada kebergunaan.
Pikiranku sedang kacau balau. Entah, aku tak tau apa yang aku butuhkan sekarang. Yang pasti aku ingin komentar yang sangat pedas, sepedas mungkin daei yang faham dan membaca tulisan ini.
Setelah aku membaca komentar itu, tak akan ada sedikitpun dendam di hati. Aku akan sangat berterima kasih.
Maaf jika permintaanku aneh, anda tak pernah tau siapa aku, tapi harus berkomentar seolah anda kenal dekat denganku.
Jarang sekali aku pulang kerumah, menyisihkan waktu untuk keluarga. Sebab, aku berpikir, aku masih layak hidup bak burung yang hanya memikirkan bagaimana caranya nanti dan besok bisa makan.
Aku belum berkeluarga, karena memang belum niat dan belum ada yang ngajak.
Aku mengakui, merasakan sendiri bahw roda hidup selalu berputar. Kadang di atas, kadang dibawah.
Diatas, aku menghiasi hidup ini berpoya-poya, memenuhi segala kebutuhan hidup. Tak pandang dosa ataupun tidak dan tak berpikir lagi bahwa besok lusa aku akan berada di bawah.