Lihat ke Halaman Asli

Bentuk Kasih Sayang melalui Komunikasi yang Baik

Diperbarui: 28 Januari 2024   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di suatu pagi yang di selimuti dengan cerahnya langit dan nyanyian burung-burung. Di kelas 10 D berkumpulah murid-murid yang sedang membagi-bagi tugas dalam menampilkan projek p5 kedua mereka, mereka diberi tanggung jawab untuk membuat cerita daerah dan menampilkannya pada ulangtahun sekolah. 

Edi, beni adalah dua orang yang terpilih menjadi ketua yang bertanggung jawab dalam projek ini, dan di susuli oleh Ello, Dimas dan chris bertanggung jawab sebagai sutradaraCdan Lia, Gracia, kael sebagai penanggung jawab sebagai koreografi dan kostum. Ello, Dimas dan Chris dihari itu telah siap melakukan tugas mereka dalam menyusun cerita. 

Hari lepas hari berlalu, Ello yang dengan semangat empat limanya telah menyusun skripsi cerita, siap menunjukkannya kepada teman-teman. Namun, tidak seperti yang ia inginkan Lia dan beberapa anak lainnya pun kurang setuju dengan cerita yang dibuat oleh Ello. Melihat hal itu mulai memanaslah hati ello yang mengira bahwa teman-teman tidak menyukainya, maka terjadilah kesalah pahaman antara mereka. Ello yang merasa tidak di hargai hasil ceritanya pun pergi meninggalkan teman-teman.

Melihat hal itu, Lia, Chris dan beberapa teman lainnya mencari ello dan mencoba meluruskan kesalahpahaman yang terjadi, tapi bukannya mendengarkan Ello malah tidak mempedulikan apa yang coba di jelaskan oleh Lia, cris dan beberapa teman lainnya. Melihat Ello yang tidak menghargai apa yang telah dijelaskan oleh teman-temannya, bangkitlah amarah Lia kepada Ello dan berpaling meninggalkan ello dan teman-teman. Sesampainya di kelas, Lia terlihat sangat kesal dan mulai menceramahi kelakuan Ello, melihat hal itu teman-teman yang lain pun ikut kesal juga sedih karena kelas mereka belum memiliki cerita yang pasti untuk ditampilkan nanti. Lia yang marah pun mencoba merendahkan amarahnya pun mulai berpikir untuk membuat cerita dan di bantu oleh teman-teman yang lain. Tak lama dari itu datanglah Chris dan Dimas, sesampainya mereka Lia pun memberikan cerita drama yang telah ia dan teman-teman lainnya susun untuk di lihat oleh Chris dan Dimas, Chris dan Dimas yang melihat hal itu pun setuju dan mulai menuangkan isi pikiran mereka pada cerita drama itu. Setelah menuangkan isi pikiran mereka pada cerita itu, mereka pun mulai membagi-bagikan tugas, mencatat keperluan yang akan digunakan seperti dari, bagaimana mereka akan membuat baju, perlengkapan yang di perlukan, dan lain sebagainya.Liamulai mengedit sound yang akan di gunakan selain itu iya juga membantu dan Gracia dan Kael untuk mencari tari-tarian yang akan di mereka gunakan untuk latih kepada teman-teman.

Minggu selanjutnya pun tiba, kelas kami telah siap untuk mempersiapkan perlengkapan yang akan dibutuhkan, baju adat yang akan kami buat, dan melatih tari-tarian yang Lia, Gracia dan Kael dapatkan. Semua berkerja sama dengan baik, ada yang membuat baju adatnya masing-masing, ada yang membuat perlengkapan perang, juga melatih tari-tarian, sound yang akan digunakan pun telah siap di buat Lia. Ello yang melihat teman-temannya sudah mengembang persiapan mereka pun hanya mengikutinya semua yang diminta dengan diam tanpa berkomentar apapun.

Minggu lepas Minggu pun berlalu, semua telah selesai kami persiapkan, kami pun tinggal menunggu harinya tiba. Kami berpisah sejenak karena libur sekolah selama 2 Minggu.

Setelah 2 Minggu berlibur kami pun kembali sekolah. Ello yang marah dan biasa menyendiri sekarang telah bergabung aktif berasama kami, ia menggantikan Kiki yang sedang sakit untuk ikut dalam drama perang, kami berlatih hari lepas hari dengan lebih giat agar dapat menampilkan yang terbaik, namun pada latihan-latihan kami, kami terkacaukan karena sound yang kami gunakan masih sangat berantakan, Lia adalah si pembuat sound, hanya ia yang dapat mengatur sound itu namun ia belum balik dari kampung halamannya, melihat hal itu pun teman-teman yang lain mulai memperbaiki sound sementara untuk dipakai latihan.

Hari lepas hari mendekati puncaknya, Lia telah balik dan mulai bergabung mengikuti geladi bersih, semua berjalan lancar hingga pada saat mereka telah tampil, sound yang dibuat sementara dipakai untuk geladi, Lia mulai mengambil alih sound namun saat ingin mengatur sound, lia di tanya oleh seorang guru apakah lia adalah sound engineer, Lia mengiyakan namun lia juga bilang bahwa ia juga mengambil bagian dari drama yang ditampilkan, mendengar hal itu gutu tersebut memberitahukan kepada lia untuk memilih salah satu dar keduanya dikarenakan sound engineer harus full dibelakang layar untuk mengatur sound, mendengar hal itu Lia bingung harus memilih menjadi sound engineer ia memberitahukan kepada teman-teman, teman-teman pun mengatakan kepada lia untuk tetap mengambil peran dan mencari teman-teman yang tidak memiliki peran untuk menjadi sound engineer. Dengan waktu yang tidak banyak Lia pun bergegas mencari teman-teman yang tidak memiliki peran untuk menggantikan sebagai sound engineer, ia mencari-cari dan akhirnya mendapatkan Eca yang tidak memiliki tugas apapun, Eca pu di ajarkan oleh Lia untuk mengatur sound, Eca dengan ragu tetap melakukan permintaan Lia, dengan sedikit sound yang berantakan mereka dapat latihan dengan baik.

Hari berlalu, tibalah pada H-1 sebelum puncak, pada geladi kotor terakhir ini kami berlatih, semua sudah siap dan lancar namun sound yang kami akan gunakan masih berantakan, melihat hal ini Lia yang khawatir pun mencoba mengedit kembali soundnya agar saat tampil besok boleh berjalan dengan lancar. Waktu berlalu dengan cepat, tibalah harinya, terik sinar matahari dipagi hari mengiasi semangat kami sekelas, kami sudah sangat siap menampilkan drama yang telah kami siapkan 6 bulan lamanya, perasaan kami campur aduk, senang karena akab menampilkan drama, takut tampil di depan banyak orang, sedih karena grogi, namun kami satu hati berjuang menampilkan yang terbaik untuk kami, sekolah dan semua orang. Kami tampil dengan baik dan lancar, kami bahagia sebahagianya karena bisa menampilkan yang terbaik dan legah boleh menyelesaikan projek p5 kedua ini. Kami telah berhasil membuktikan bahwa kami dapat melawan berbagai rintangan yang terjadi. selanjutnya, apakah kita bisa menghadapi rintangan pada projek selanjutnya

?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline