Lihat ke Halaman Asli

Sokat Rachman

Penulis Cerita dan Skenario

Ketika Pasar Senen Dilumat Api

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1398415603590962948

Pagi ini, Jumat, 25 April 2014, suasana pasar Senen tidak seperti biasanya. Para pedagang kue basah yang biasa membuka dagangannya di depan pertokoan PD Pasar Jaya Senen, sudah  menyingkirkan semua dagangan menjauhi lapak-lapak milik mereka sebab polisi melarang mereka berjualan di pagi itu.

Gedung pertokoan PD Pasar Jaya sudah tertutup asap hitam tebal dengan lidah api yang menyala liar. Api yang berasal dari satu kios toko pakaian bekas di blok C menjalar ke semua area di dekatnya dan menghanguskan gedung pertokoan yang ada di Jakarta Pusat itu.

Api yang menyala sejak pukul 04.15  WIB itu masih terlihat menyala sampai pukul 11.00 siang, padahal, sudah puluhan kendaraan pemadam kebakaran datang berupaya memadamkan api. "Banyak bahan yang mudah terbakar. Jadi, api susah dipadamkan," ungkap Kepala Dinas Kebakaran DKI Jakarta Subejo seperti yang dilansir VIVA news.

Kebakaran di pasar yang sudah ada sejak zaman Belanda itu membuat arus lalu lintas di depannya padat merayap. Untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas, jalan memutar di depan Jl. Wahidin Raya yang mengarah kembali ke terminal Senen di tutup sehingga deretan kendaraan dari arah Kampung Melayu mengantre sejak dari bawah jalan layang Jl. Kramat Raya.

Semakin siang, kemacetan makin panjang ke berbagai arah yang akan melintas di Pasar Senen. Kebakaran ini merupakan kejadian untuk yang kesekian kali di PD Pasar Jaya Senen. Sejak 2004, pusat pertokoan itu sudah direncanakan untuk direvitalisasi. “Semua pedagang bukan menolak untuk direnovasi, tapi belum ada tempat penampungan buat kita!” ungkap seorang wanita pemilik salah satu toko di Senen yang saya temui.

Wajah para pemilik toko yang terbakar terlihat pasrah melihat harta miliknya tidak ada lagi yang layak pakai. Seorang teman yang ayahnya punya toko di lokasi kebakaran menyayangkan terlambatnya petugas datang ke lokasi. “Kebakaran itu terjadi sejak sebelum Subuh, kalau saja petugas datang cepat memadamkan api, pasti tidak akan sebesar itu,” katanya. “Api yang menyala itu kecil awalnya.”

Ketika pukul 06.00 pagi, cerita teman saya lagi yang hadir di lokasi, semua orang di lokasi menyangka api sudah mati, hanya asap hitam saja yang terlihat ada di lorong pertokoan. Tetapi, mendadak muncul api di tengah dan kemudian menyembur cepat di lorong-lorong toko. Imbas dari panasnya api membuat sebuah tangga di lantai dasar untuk menuju lantai berikutnya ambruk, dan tangga itu  menjadi jalan bagi api untuk melumat lantai dasar.

Semula area kebakaran hanya menyelimuti bagian depan pertokoan yang menghadap ke Atrium. Namun, akibat api terus menjalar dan menyembur, wilayah gedung yang terbakar pun sampai ke pasar basah di bagian belakang. Sebagian pedagang daging yang berhasil menyelamatkan barang dagangannya, menjual daging di mobil bak terbuka milik mereka di belakang pertokoan. Kebakaran yang menelan sekitar 2000-an toko ini, terlihat membuat was-was pihak pengelola pertokoan Senen Jaya, yang tepat ada di samping lokasi kejadian.

Selain meminta bantuan mobil pemadam untuk menjaga agar api tidak menyeberang, mereka juga membuat kabut air yang di arahkan ke pepohonan agar tidak ikut terbakar dan menjadi jembatan api ke pertokoan Senen Jaya. Kebakaran yang terjadi di pusat pertokoan yang dibangun pertama kali di Jakarta ini tidak hanya menjadi pusat perhatian pengendara dan pekerja yang melintas, tapi juga menarik perhatian Gubernur Jokowi untuk datang melihat.

Tidak hanya Jokowi saja yang melihat aparat berusaha memadamkan api, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun menyempatkan diri untuk menyaksikannya sendiri. Kedatangan kedua pemimpin itu diharapkan bisa memompa semangat para petugas dalam memadamkan api, yang sampai tulisan ini dibuat belum juga padam. Selain itu, tentunya menjadi harapan bagi para korban untuk mendapat solusi terbaik buat usaha mereka setelah kejadian ini. [sr]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline