Lihat ke Halaman Asli

Jakarta Mengisahkan Kehidupan

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa hari yang lalu saya dapat telpon dari teman, dia beberapa hari sudah berada di Jakarta dengan agenda mencari pathnerhip untuk biaya penerbitan bukunya. cukup lama sudah tidak mengasih kabar tentang dirinya karena banyak agenda yang harus di selesaikan. Seperti biasa seorang teman kalau lama tidak mengasih kabar, pasti menanyakan soal kabar, kerja dll. Ada hal menarik setelah lama ngobrol-ngobrol tentang keluarga. Dia menceritakan bagaimana kehidupan di Jakarta, anda membayangkan bagaimana kehidupan di Jakarta ??? kota metropolitan, Kota tempat Artis, Ibukota Negara Republik Indonesia, semua pernyataan yang melekat di atas ini adalah benar.

Kota Jakarta memang tidak pernah sepi dari perbincangan baik dari sisi kehidupan Maupun sisi-sisi sosial Bagaimana mencari penghidupan di kota metropolitan. Dalam pembicaraan saya dengan teman ini dia mengungkapkan bahwa hidup di Jakarta itu sangat kejam, kehidupan yang sangat induvidualis. Dan kemacetan lalu lintas yang setiap hari rasakan di setiap jalan. Tetapi kehidupan Jakarta itu ibarat sarang bagi lebah, karena di situ ada ratu dan madunya. Kalau melihat dua sisi yang berbeda pasti ada banyak hal dari kehidupan metropolitan. Di satu sisi kehidupan yang serba glamouris seperti kehidupan artis dan pejabatan tinggi yang berpangkal disana. Di sisi yang lain ternyata masih banyak masyarakat yang hidup di kolong jembatan, cari makan saja susah, dan bahkan hidup di pinggiran kali yang kurang layak untuk di tempati.

Teman saya menceritakan lebih lanjut bahwa kehidupan Jakarta itu bagaikan belantara hutan yang sangat luas, kalau anda dan termasuk saya membayangkan bagaimana kehidupan belantara hutan pasti sudah tau? Kalau kehidupan di belantara hutan yang kuat memakan yang lemah. Sampai seperti itu kah kehidupan di Jakarta??? Dia mengungkapkan bahwa pemilik modal mempunyai peran besar terhadap di berbagai sektor lini. Sampai-sampai di teras pemeritahan dari tingkat RT, RW, Lurah dan sampai di tingkat Gubenur peran pemilik modal sangat dominant. Apa seperti ini kehidupan?? Dia juga bercerita sampai di Jakarta di jemput oleh seorang temannya dan di ajak ke suatu tempat untuk bisa beristirahat selama bebarapa hari disitu. Kebetulan tempat tersebut adalah kantor organisasi serikat buruh. Temennya menceritakan kamu jangan hidup disini karena di Jakarta ini semua maling!!! Lantas temanku kanget. Kog bisa seperti itu bang? “Bagaimana tidak aksi demo saja di bayar. Dibayar dari uang rakyat.”Di sini (Jakarta) kalau tidak punya teman bisa di makan. Hah…. Sapa seperti itu kah?? Hidup di Ibukota memang serba sulit. Sedikit-dikit uang. Stampel inilah yang melekat kehidupan disana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline