Lihat ke Halaman Asli

Memberi Tidak untuk Mengharapkan Terima Kasih

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Terkadang kita merasa jenggel dan kesal yang sangat, ketika kita telah bersusah payah memberi dan membantu namun ternyata orang yang kita bantu, yang kita beri tidak tahu diri, hanya untuk mengucapkan kalimat terimakasih saja ia enggan.

Seorang ibu yang melahirkan anaknya, mempertaruhkan hidup dan mati bahkan ketika sang dokter memberitahukan bayi anda akan terlahir dengan keadaan tak bernyawa karena kondisi tertentu. Maka dari lisan sang ibu akan terlontar kata-kata” dok, lakukan apa saja, yang penting bayi saya lahir dengan selamat” , sang ibu dengan cucuran air matanya lebih mengikhlaskan dirinya ketimbang cabang bayinya yangharus tak bernyawa.

Terlepas dari proses kelahiran, kemudian bagaimana seorang ibu yang tulus merawat buah hatinya hingga kelak dewasa. Di kala waktu tidur dengan cepatnya ia terbangun ketika mendengar buah hatinya sedikit menangis. Waktu istirahat tersita demi si buah hatinya. Kemudian terlepas dari itu juga, apa pun yang anaknya inginkan sang ibu dengan siapnya memenuhi permintaan anaknya.

Seberapa besarkah pengorbanan sang ibu terhadap anaknya?. Apakah kelak si anak ini akan berbakti dan patuh terhadap ibunya?. Semua itu belum tentu. Bahkan tidak sedikit yang kita dengar bahwa seorang anak durhaka kepada ibunya.

Lantas bagai mana dengan kita, ketika kita bersusah payah membantu dan memberikan apa saja ke pada orang lain kemudian orang itu tak pandai berterimakasih, malah-malah ia menunjukkan taringnya hendak menerkam kita, itu hal yang memeng sudah biasa. Seorang anak saja bisa-bisanya durhaka kepada orang tuanya yang telah melahirkan, mengasuh, merawat dan membesarkan serta mendidiknya.

Yang terpenting adalah bagaimana kita memberikan yang terbaik baginya, laksana seorang ibu merawat anaknya. Tak peduli dengan ucapan terimakasih dan pujian dari manusia, bukan itu yang kita harapkan namun jauh dari pada itu adalah keridhaan dan keberkahan Allah menyertai kita. Karena kita hanya di tuntut untuk berbagi bukan untuk mendapatkan pujian dan apapun dari manusia.

Jadi sebesar apapun pengorbanan kita kepada manusia semata kita persembahkan untuk Allah pada hakekatnya. Yakinlah sekecil apapun yang kita lakukan dan sebesar apapun yang kita lakukan dengan keikhlasan tanpa mengharapkan pujian apalagi sekedar ucapan terimakasih manusia maka kebaikan dari Allah akan datang menghampiri setiap langkah dan helaian napas kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline