Empat (4) kisah berikut memberi inspirasi cara mendidik seseorang dengan cara menolongnya; membantu (orang tersebut) memahami pelajaran penting dari tindakannya yang tidak terpuji/tidak dianjurkan.
+++
Udin baru saja sampai di bandara Osaka Jepang. Hari itu adalah pengalaman pertamanya berkunjung ke Negeri Sakura itu. Suhu di pertengahan Februari itu begitu dingin bagi pria muda itu. Udara basah mulai terasa menusuk tulangnya. Lalu, Udin mengeluarkan rokok dari balik saku jaketnya yang tebal. Ia menyulutnya dan menikmati kepulan asap rokok itu.
Sejak dari Bandara di Jakarta sekitar 8 jam sebelumnya, Udin menahan diri untuk merokok karena tak ada (calon) penumpang lain yang mengepulkan asap rokok di seputar bandara. Asap tebal yang terus mengepul di balik bibirnya mulai terasa menghangatkan rongga dadanya di tengah rasa dingin yang menusuk. Begitu isapan terakhir, Udin asal saja menyentil puntung rokoknya itu ke aspal di bawah kakinya lalu menginjaknya agar bara api kecil di ujung puntung rokok itu segera mati.
Tapi di luar dugaan, dari samping Udin, seorang pria Jepang segera mengambil puntung rokok itu dan membersihkan bekas kotorannya persis di samping kaki Udin dengan tisu yang ia keluarkan dari saku celananya dan segera membuangnya ke tempat sampah terdekat, sekaligus memberi hormat pada pria Indonesia yang parlente itu dengan cara menundukkan kepalanya sebagaimana yang biasa dilakukan oleh bangsa Jepang untuk menghormat tamu.
Seketika itu, wajah Udin memerah karena malu kepada si pria Jepang yang sangat ramah dan bijak itu. Bagi bangsa Jepang, sebuah kehormatan besar bila mereka mampu menolong orang lain tak peduli sekecil apapun bantuan yang bisa mereka berikan.
+++
Sudah 2 tahun ini Ilzam bekerja di sebuah restoran mewah di Kanada. Sebagai pemuda yang jarang sekali keluar rumah dan tak punya pacar, suatu malam Ilzam nekad keluar rumah sendirian dan menonton film di bioskop terdekat. Sambil membawa makanan kecil dengan topping saus tomat yang cukup banyak, ia masuk ke ruang bioskop yang mulai gelap itu.
Begitu memasuki lorong di gedung bioskop itu dan melewati petugas kebersihan (Office Boy/OB), topping saus tomat di atas makanan kecil yang dibawanya itu terciprat dan muntah ke lantai. Ilzam membiarkannya begitu saja karena dia pikir sudah ada OB di dekat area cipratan topping makanan kecil itu.
Namun, seorang perempuan cukup tua menghampirinya, memohon maaf, dan minta ijin (sambil mengeluarkan tisu dari tas kecilnya) untuk membersihkan cipratan saus tomat itu di lantai. Ilzam sempat mencegahnya dan menegaskan agar wanita tua itu membiarkannya saja karena itu adalah tugas OB yang kebetulan berada di dekat situ.
Tapi, si nyonya tua tetap bersikukuh membersihkannya karena jarak dia lebih dekat ke cipratan makanan itu dibanding si OB. Dia khawatir sebelum OB sempat membersihkan cipratan itu, ada orang lewat dan menginjak kotoran yang sangat mungkin licin itu dan terjatuh. Seketika itu Ilzam merasa malu pada wanita tua itu, dan kejadian kecil itu menjadi pengalaman yang tak bisa ia lupakan sepanjang hidupnya.