Proses Belajar Mengajar yang Berkah di Bulan Ramadan 1443 H
Saat tulisan ini dirilis, bulan puasa atau bulan Ramadan tahun 1443 H tinggal menghitung hari. Mengacu waktu Indonesia, tepatnya tiga atau empat hari lagi. Atau kurang lebih tujuh puluh dua jam. Bulan yang dinantikan dan diharapkan perjumpaannya oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Semua strata, semua usia, semua profesi. Termasuk guru dan siswa.
Seiring dengan melandainya Covid-19 dan beralih ke status endemik, pembelajaran "dibolehkan" oleh pemerintah dilaksanakan dengan cara tatap muka. Tentunya, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Berdasarkan kalender pendidikan, di Provinsi Gorontalo, pembelajaran pada bulan Ramadan dilaksanakan sebagaimana biasa.
Guru dan siswa melaksanakan aktivitas sesuai dengan program semester yang telah disusun sebelumnya. Tentu dengan penyesuaian waktu, agar ibadah puasa dan kewajiban belajar seiring sejalan.
Kepala sekolah sebagai manajer di sekolah diharapkan dapat melakukan perencanaan kegiatan pembelajaran selama bulan Ramadan. Perencanaan tersebut dirumuskan bersama para guru dan tenaga kependidikan.
Sebagai manejer di sekolah, kepala sekolah harus mampu mengatur waktu pembelajaran selama bulan Ramadan. Penulis akan membagikan beberapa tips yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah, sebagai berikut.
1. Mengatur jam masuk dan jam keluar
Jam masuk adalah waktu dimana warga sekolah mulai beraktivitas di sekolah. Kegiatan mulai apel pagi sampai dengan jam keluar. Pengaturan waktu masuk dan keluar disesuaikan dengan kondisi sekolah/daerah.
Selama bulan Ramadan, waktu belajar (boleh) dikurangi, tergantung komitmen bersama. Contoh pengaturan waktu belajar dapat diunduh di sini.
2. Mengatur jam kerja guru
Agar tugas guru terarah, perlu mengatur jam kerja guru selama bulan ramadan. Jam kerja guru "dibijaksanai" oleh kepala sekolah. Apa lagi guru perempuan, "pemeran" utama menyediakan menu buka puasa untuk keluarganya.