Lihat ke Halaman Asli

Sofyan Utiarahman

Master Trainer MGPBE, Fasilitator, Narasumber Kependidikan, Motivator, Instruktur Nasional, Penulis Pemula

Narasumber PSP (yang) Tidak Dikenal

Diperbarui: 17 Maret 2022   01:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Rajin-rajinlah berselancar di dunia maya: membaca artikel online, membuat blog pribadi dan menge-post tulisan, mengikuti webinar, bergabung di WA Grup, grup telegram, dan lain-lain. Pasti dan pasti, banyak manfaatnya. Tidak percaya? 

Silakan coba sendiri. Hm,... Syaratnya: berdayakan diri untuk kegiatan bermanfaat saat berada di dunia maya. Berupaya menghindari waktu berlalu tanpa aktivitas bermanfaat. Bergeraklah, dan lakukan kegiatan positif. Sebaik-baik manusia adalah  yang bermanfaat bagi orang lain.

Saya akan menguraikan pengalaman saya akibat selalu bergadang dengan internet. Tentu, tidak meninggalkan tugas pokok sebagai kepala sekolah. Pada jam kerja menyelesaikan tugas administratif, sedangkan di luar waktu tersebut saya "merayu" internet. He,..he.

Saya memperoleh informasi dari seorang teman via pesan whatsapp. Berisi informasi pendaftaran narasumber Pelatih Ahli (PA)/Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP). Insting saya bekerja. Hati kecil saya berkata, ikuti. Bertarunglah. Berusahalah. Man jada wa jada, barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan hasil. Itulah modal saya.

Bertempat di ruang kerja di sekolah, saya menelusuri informasi pendaftaran narasumber. Mencari dan menemukan link pendaftaran. Membaca dan mencermati persyaratannya. 

Dan,... jemari ini menekan huruf demi huruf membentuk kalimat. Terus dan terus berselancar. Mengisi biodata dan format  lain yang dipersyaratkan. Mengutarakan pengalaman dan "kelebihan saya". Mengapa harus menyampaikan kelebihan? Bukankah menyampaikan kelebihan sendiri adalah hal yang subyektif? Tidak. He..he.. Karena hal itu yang diminta dan harus diceritakan. Apa adanya. Tidak menambah, apa lagi mengurangi. Supaya obyektif. Plong. Aktivitas itu selesai pukul 23.30 waktu Gorontalo. He.he.

"Apabila Anda telah berusaha, maka bertawakkallah kepada Allah,"  Penggalan ayat al-Qur'an yang selalu disampaikan oleh Bapak Dr. Praptono, Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Ditjen GTK Kemdikbud, pada beberapa kesempatan. Penggalan surat Ali-Imran:159 tersebut merupakan motivasi seseorang yang telah berusaha. Peran kita, hanyalah berusaha. Hasil sudah ada Dzat Yang Maha Menentukan. 

Artinya, urusan hasil dari usaha yang kita lakukan, bukanlah termasuk pada tataran urusan manusia. Maka saya "melepaskan" kepasrahan itu kepada-Nya.

Selanjutnya, saya menjalani aktivitas sebagaimana biasa. Menjalankan peran sebagai seorang kepala sekolah. Tak lagi mengingat hasil dari mendaftar sebagai narasumber Program Sekolah Penggerak Angkatan ke-2. Bahkan, kesibukan menyiapkan para siswa untuk tampil mengisi panggung atraksi pada event I Look Boalemo, Gorontalo Mart and Festival  "menenggalamkan" harapan dan ingatan untuk lulus.

19 Februari 2022. Pukul 21.04 wita. Saya mendapat pesan melalui WhatsApp, Bapak lulus pada seleski narasumber PSP. Informasi menyenangkan.  "Alhamdulillaah," saya berulangkali mengucap syukur. Tentu dengan rasa bahagia bercampur haru. Setelah mengunduh surat pemberitahuan kelulusan, saya membaca nama-nama yang lulus. Hati saya berisik. 

Nama-nama yang lulus sebagian besar para profesional dengan label gelar di depan dan di belakang nama. Ada yang gelarnya sampai empat. He..he..  Melihat hal itu, saya bertekad untuk menambah daya selancar saya. Mencari dan membaca artikel terkait. Bertanya dan mengelaborasi berbagai informasi terkait. Juga bertanya kepada kawan yang sudah berpengalaman. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline