Lihat ke Halaman Asli

Sofyan Ahmad

Administrator

Puisi | Beranjak dari Sepertiga Malam

Diperbarui: 1 Mei 2020   02:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Beranjak dari Sepertiga Malam

Malam yang mencengkrama dan waktu yang mulai beranjak dari peredarannya.
Akupun masuk dalam sebuah surau, hening rasanya tak satupun orang beranjak dari kenyamanannya.
Apakah ini sebuah kenikmatan dalam mimpi ataukah kemalasan yang selalu menggendoli tiap jiwa ini.? Tapi kita kembalikan pada sang pemimpi, mimpi dalam rinai malam yang menghantui.

Suara jam berdetak, cahayapun mulai memati. Yang hanya adalah suara hati yang menggerakkan diri, akupun mengambil sajadah kecil dan bersila menghadap pada sang kiblat kehidupan. Berdialog pada sang Khalik adalah kebutuhanku akan jiwa yang lemah ini. Akan malam jadi pemantikku dalam setiap derap langkah jiwa dan raga ini.

Tuk gapai ruh - ruh Ridho Sang Illahi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline