Lihat ke Halaman Asli

Sofyan Suryantara Noprianto

Saling Memberi Manfaat Untuk Sesama

Apa Tujuan Hidup Kita?

Diperbarui: 25 Juni 2021   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum kita mengetahui apa tujuan hidup kita, setidaknya kita paham apa itu hidup dan apa itu dunia? Hidup itu sebagaimana yang di firmankan oleh Allah dalam Surat Al Mulk ayat 2:

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun"

Hidup itu adalah ujian, seseorang yang hidup pasti di uji. Tidak ada orang yang hidup tidak di uji maka sadarilah bahwa ujian itu pasti akan menghampiri kita. Hanya saja pertanyaannya, bagaimana kita menyikapi ujian tersebut. Tidak lain Allah memberikan ujian untuk mengetahui siapa diantara kita yang amalnya benar-benar, siapa yang amalnya paling baik.

Setelah kita mengetahui apa itu hidup kemudian kita perlu pahami apa itu dunia tempat kita hidup atau menetap saat ini. Kita lihat dunia, begitu indah, hijau, ranum, membuat kita ini tertipu padanya. Kita seringkali terbuai oleh kesenangan hidup di dunia. Melihat pemandangan indah, kita lupa kepada penciptanya. Diberikan kenikmatan, malah banyak berpaling dari Allah Subhanahu wa Ta'ala yang memberikan kenikmatan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan dunia dengan isinya, dimana manusia Allah menciptakannya untuk memakmurkan kehidupan dunia, demi kemaslahatan-kemaslahatan yang ada dalam kehidupan dunia. Namun Allah Subhanahu wa Ta'ala mengingatkan dalam Al-Qur'an tentang hakikat dunia. Allah berfirman:

"Tidaklah kehidupan dunia, kecuali kesenangan yang menipu" (QS. Al-Hadid: 20).

Iya, memang sangat menipu. Namun tentunya bagi seorang mukmin, ketika ia melihat dunia ternyata kesenangan menipu. Gambaran mengenai keindahan dan kenyamanan dunia tidak sama dan sangat jauh berbeda bahkan tidak ada nilainya dibandingkan dengan kebahagian dan kesenangan yang diperoleh di akhirat. Maka, ketika seseorang mengejar dunia sungguhlah ia hina dan tertipu karena dunia tidak ada apa-apanya dibanding akhirat tetapi jika seseorang mengejar akhirat maka dunia pasti akan mengikutinya.

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (QS.Ali Imron:14)

Al-Qur'an dan Hadits tidak pernah memuji dunia, tak pernah sekalipun dalam Al-Qur'an Allah Subhanahu wa Ta'ala memuji dunia. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam pun juga tak pernah memuji dunia. Allah berfirman dalam Al-Qur'an memberikan permisalan tentang kehidupan dunia. Allah berfirman:

"Ketahuilah, kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, demikian pula perhiasan, berbangga-bangga dengan banyaknya harta, berlomba-lomba memperbanyak anak dan keturunan, perumpamaannya seperti air hujan yang turun lalu kemudian tanaman-tanaman itu membuat kagum para petani, tapi kemudian tak lama tanaman itu menjadi kuning,lalu kemudian tanaman itu menjadi hancur". (QS. Al-Hadid: 20).

Maka seorang mukmin sadar bahwa dunia memang bukan obsesi hidup, bukan. Tapi tempat ia beramal. Karena ia tahu bahwa setelah ia hidup di dunia ia akan menuju sebuah kehidupan yang abadi. Maka dari itulah seorang mukmin ketika memandang dunia, dia melihat dunia hanyalah sebuah kesenangan belaka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline