Lihat ke Halaman Asli

Sofwan harun

Mahasiswa

Membangun Lingkungan Kerja Positif: Hubungan Antara Kepemimpinan dan Stres

Diperbarui: 2 Desember 2024   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Stres di tempat kerja merupakan isu yang erat kaitannya dengan kehidupan setiap individu. Masalah ini dapat menjadi salah satu sumber stres yang signifikan, terutama bagi para karyawan. Sebagai aset penting perusahaan, karyawan berperan langsung dalam menentukan produktivitas. Oleh karena itu, karyawan dituntut bekerja keras agar aktivitas produksi tetap berjalan lancar dan mencapai hasil optimal. Untuk mendukung hal ini, perusahaan perlu mengelola karyawannya dengan baik. Lingkungan kerja yang nyaman akan membantu karyawan mengurangi stres dan meningkatkan performa kerja mereka.

  • Stres kerja merupakan reaksi psikologis dan fisik terhadap kondisi internal atau perubahan lingkungan yang dirasakan mengganggu, sehingga memengaruhi hasil kerja individu. Fenomena ini umum dialami oleh karyawan di berbagai sektor pekerjaan. Dalam intensitas ringan, stres kerja dapat memberikan efek positif, seperti meningkatkan kewaspadaan dan motivasi. Namun, jika dibiarkan berlebihan, stres kerja dapat menurunkan kinerja, mengganggu kesehatan mental, dan produktivitas karyawan. Oleh sebab itu, diperlukan upaya pencegahan dan penanganan stres kerja untuk menjaga kesejahteraan dan performa karyawan di tempat kerja.

  • Stres dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu Eustres, Distres, Hyperstress, dan Hypostress, masing-masing dengan karakteristik berbeda. Eustres adalah stres positif yang memicu stimulus dan semangat, sehingga bermanfaat bagi individu. Sebaliknya, Distres adalah stres negatif yang dapat menimbulkan efek merugikan bagi individu. Hyperstress terjadi ketika individu menghadapi tekanan luar biasa. Meski bisa positif atau negatif, stres ini tetap membatasi kemampuan adaptasi seseorang. Sementara itu, Hypostress muncul akibat kurangnya stimulasi, sehingga individu merasa bosan atau kehilangan motivasi. Memahami jenis stres membantu penanganannya lebih efektif.

  • Stres kerja merupakan aspek penting dalam psikologi kepemimpinan, di mana gaya dan sikap pemimpin memiliki pengaruh besar terhadap tingkat stres karyawan. Sikap pemimpin dinilai berdasarkan persepsi karyawan tentang keadilan dalam pembagian tugas dan dukungan yang diberikan. Pemimpin yang kurang adil atau tidak mendukung dapat memicu perasaan tertekan, sehingga meningkatkan risiko stres kerja. Dalam hubungannya dengan kinerja, stres kerja memiliki dampak positif dan negatif. Saat stres berada pada tingkat optimal, karyawan dapat bekerja secara produktif, tetapi jika berlebihan, kinerja justru akan menurun.

  • Natizah; Stres merupakan kondisi yang menciptakan ketidakseimbangan fisik dan psikis, memengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan. Stres dalam porsi yang tepat dapat menjadi dorongan positif untuk meningkatkan motivasi dan kinerja. Namun, jika stres meningkat secara berlebihan, hal ini justru dapat mengganggu kemampuan seseorang dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja. Ketika stres mencapai tingkat yang tinggi, energi yang seharusnya digunakan untuk menyelesaikan tugas akan habis terkuras untuk mengatasi stres itu sendiri, sehingga berdampak pada penurunan kinerja individu
  • *Catatan:

Tulisan ini, disarikan dari bahan Ajar Mata Kuliah Psikologi Organisasi Part 13 Dosen Pengampu Prof. Dr. H. A. Rusdiana, M.M

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline