Lihat ke Halaman Asli

Kisah Cinta Zainab Binti Jahasy (1)

Diperbarui: 25 Mei 2023   18:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

republica.co.id

Kisah ini menceritakan tentang kisah cinta Zainab binti Jahasy dengan Zaid bin Haristhah. Kisah tersebut tidak hanya diberitakan dalam hadis, tetapi diceritakan pula dalam al Qur’an pada surat al Ahzab ayat 36.

Suatu surat berarti golongan yang bersekutu. Surat tersebut tergolong surat Madaniyah. Salah satu surat yang diturunkan di Madinah atau setelah Rasulullah SAW dan para sahabat hijrah ke Madinah. Surat al Ahzab tersebut terdiri dari 73 ayat.

Sebab turunnya ayat 36 tersebut dilatarbelakangi oleh penolakan Zainab binti Jahasy, putri Umaimah binti Abdul Muthallib, untuk dinikahkan dengan Zaid bin Haritshah. Umaimah merupakan bibi, saudara perempuan ayah Rasulullah.

Zaid merupakan salah seorang budak yang dimerdekakan dan dijadikan anak angkat oleh Rasulullah SAW. Dalam Tafsir An-Nuur jilid 4 (2000: 3283) disebutkan, keluarga Zainab juga turut menolak peminangan tersebut, termasuk saudara Zainab, Abdullah  bin Jahasy.

Mereka menganggap status sosial keduanya tidak setara. Setelah Zainab melewati sholat istikhara, akhirnya Zainab menerima pinangan Rasulullah SAW untuk dinikahkan dengan Zaid. Dalam Proses istiharanya disambut dengan turunnya salah satu surat al Qur’an, suart al Ahzab: 36.

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا (36)

Artinya: "Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang beriman dan perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.”

Ayat tersebut juga menegaskan bahwa status sosial tidak menjadi ukuran kedudukan seseorang di mata Allah SWT. Keutamaan seseorang dihadapan-Nya, ditentukan oleh ketaatan dan ketaqwaannya. Seperti yang ditegaskan dalam surat al Hujarat ayat 13.

"sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT, dari laki-laki dan perempuan, kemudian dari keduanya dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara individu umat manusia adalah yang paling bertaqwa, sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti,” Wallahu'alam.

Malang, 12 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline