Cerita Tentang Bimo
Namanya Bimo. Lelaki Jawa. Kerjanya di Jakarta. Bapak 1 anak yang merupakan tipikal pekerja urban. Berangkat pagi pulangnya malam. Saat anaknya sudah lelap di peraduan.
Bimo tipe orang yang workaholic. Saking fokusnya di pekerjaan, orang tua di kampung jarang dihubungi. Lebih sering absennya dari pada hadirnya saat keluarga ada acara reuni.
Dampak lain dari kesibukannya yang ekstra itu, anaknya jadi kurang mendapat atensi. Sekedar melihat hasil gambar anaknya yang dapat nilai 95 saja seperti tidak ada waktu lagi.
Sampai akhirnya...
Satu pemandangan indah terpampang di depan mata. Saat melihat anaknya yang masih kecil menjadi Imam sholat untuk istrinya.
Kesadarannya datang. Teringat nasihat Bapaknya saat dia masih kecil dulu:
"Mugo-mugo kowe dadi imam sing sholeh yo, Le"
[Semoga kamu nanti jadi pemimpin yang sholih ya, Nak]
"Injih, Pak" [Iya, Pak]
Di titik ini, dia menyadari ada yang salah dengan prioritas kesehariannya. Bahwa selama ini yang ada dipikirannya hanya kerja, kerja dan kerja.