Lihat ke Halaman Asli

Sofi Mahfudz

Penulis Amatir

Asal Positif, Ide Ngabuburit Apapun Oke, Kok

Diperbarui: 4 Mei 2020   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.catatannobi.com

Tentang Ngabuburit

Selamat datang Bulan Ramadhan.
Selamat datang acara Ngabuburit.

Saking populernya, istilah ini seperti menjadi istilah nasional. Aktifitas selepas Sholat Ashar sambil menunggu waktu buka puasa disebutnya sebagai Ngabuburit.

Beda daerah, beda istilah. Di Tanah Minang menyebut aktifitas ini dengan sebutan Malengah Puaso.

Ngabuburit diidentikkan dengan aktifitas santai yang menyenangkan. Misalnya jalan-jalan ke pasar takjil atau olahraga.

Padahal, merunut sejarahnya, Ngabuburit dulunya adalah istilah para orang tua dari Suku Sunda yang menyuruh anaknya pergi mengaji ke surau. Supaya mereka tidak merasa lapar. Nylimur bahasa Jawanya.

Makin kesini, istilah Ngabuburit mengalami pergeseran bentuk aktifitas. Ya, tidak apa-apa. Asalkan positif, it's oke.

Daripada karena gabut terus tidur  setelah sholat Ashar, mending Ngabuburit saja. Karena tidur selepas sholat Ashar sampai sebelum Magrib adalah aktifitas yang harus dihindari. Karena berefek tidak baik pada kestabilan jiwa. Jadi linglung.

Rambu-Rambu Ngabuburit

Beragam aktifitas ngabuburit yang banyak dilakukan oleh orang-orang saat ini adalah bentuk dari kreatifitas yang tanpa batas. Creativity has no limit.

Meski menjunjung tinggi kreatifitas yang ada, tetap, aktifitas ngabuburit harus mematuhi rambu-rambunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline