Pare dan Pendemi Corona
Kami tinggal di Pare Kediri. Salah satu daerah di Kediri yang sempat masuk status zona merah.
Status ini dipicu oleh salah satu warga desa Tulungrejo yang positif Covid-19 dan meninggal. Semakin hari, jumlah ODP dan PDP bertambah.
Sejak itu, social distancing diperketat. Jalan-jalan utama dibatasi jam aksesnya. Warung dan rumah makan banyak yang tutup. Jika buka pun, pembelinya hanya sedikit. Pasar Pare tetap ramai meski tidak seramai dulu.
Situasi social distancing berlaku hingga hari ini. Maka, jika kita jalan-jalan ke Pare, suasananya akan terasa beda dibanding tahun lalu.
Padahal ini Ramadhan. Biasanya ini adalah peak season-nya para pedagang dan pengusaha. Terutama para pedagang kebutuhan pokok.
Biasanya, adanya momen Ramadhan dan permintaan yang tinggi memicu naiknya harga-harga.
Saat Ramadhan ini ketika corona mewabah yang berdampak buruk bagi aktifitas perekonomian masyarakat, apakah harga bahan pangan tetap stabil?
Harga Beberapa Bahan Pangan Di Pare
Ayam
Sekitar seminggu lalu, menjelang Ramadhan, kami sempat membeli 1 ekor ayam potong dengan berat 2 kg seharga 28 ribu. Ayamnya sudah disembelih. Cuma masih utuh. Berarti per kg-nya 14.000 rupiah. Murah sekali. Itu harga ayam dari pedagang yang mengambil langsung dari peternak.