Kontemplasi Dulu
Saya pikir, yang dimaksud sempurna itu tanpa cacat. Setiap sisi hanya berisi hal yang positif. Tidak ada ruang untuk penilaian negatif.
Ternyata saya salah.
Jika berbicara tentang benda, baik yang bernyawa atau yang tidak, maka arti kesempurnaan tidak seperti yang saya pahami diatas. Manusia dan alam seisinya diciptakan sempurna, sempurna sebagai manusia atau sempurna sebagai benda ciptaan.
Sudah menjadi fitrahnya, manusia tempatnya lupa dan luput. Maka yang dimaksud sempurna adalah bahwa manusia memiliki sifat itu yakni suka lupa dan suka berbuat salah. Ini yang membedakan manusia sebagai makhluk dengan Sang Pencipta atau Kholik.
Begitu pula dengan makhluk selain manusia, ia diciptakan sebagai sesuatu yang sempurna, sempurna dalam ketidaksempurnaannya.
Bingung, ya? Sama :)
Skip saja kalau ternyata tulisan pengantar diatas membingungkan. Jika terlanjur dibaca, berarti sudah nasibnya begitu, hehe.
Oh, nggak bingung? Alhamdulillah kalau begitu.
Mencoba berpikir sok filosofis seperti yang tertulis dimuka adalah cara saya menyelami tagline sepeda matic keluaran Honda yang terbaru: Vario 150 eSP. Tagline-nya begitu menggoyahkan jiwa: Kesempurnaan dalam Berkendara. Jika diutarakan dalam bahasa Inggris menjadi Ride the Perfection. Alamak, siapa pula yang membuat kata-kata yang menyihir ini..