Lihat ke Halaman Asli

Pilkada, Era New Normal, dan Kaum Melinial??

Diperbarui: 8 Juli 2020   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Ayosemarang.com

Era baru menuntut dan memaksa semua dari kita untuk ber" Meteformasa" menyambut tatanan baru dengan segala konsekwensinya, semuanya tanpa terkecuali tidak terbatas  dari struktur  sosial mana berasal semua harus siap, Era baru menuntut semua bidang labih terkonsentrasi untuk melaksanakan kerja dan kinerjanya  secara online.

Efeknya adalah penguasan teknologi  menjadi barang wajib, karenanya era ini adalah era digitalisasi oleh karenanya di akui atau tidak Era ini  sebetulnya eranya kaum milenial. Namun demikian problematikanya adalah sejauh mana kaum milenial mau  memanfaatkan penguasan teknologi baru untuk menunjukkan eksistensi dirinya, tentu semua tergantung dari keinginan dan mindset terhadap pemanfaatan teknologi di era digitalisasi.

Ketika Justifikasi di semat kan pada kaum milinial bahwa kaum milinial adalah kaum yang saatnya hanya konsentrasi mencari ilmu, dan mencari kerja semata ,  maka stigma  ini ternyata tidak memeliki pambenaran absolut , pada kenyatannya sekarang di era New Normal menjamurnya bisnis- bisnis yang berkembang di tengah- tengah masyarakat banyak di kelola oleh kaum melinial.  Artinya kaum melinial dengan segala kemampuan penguasaan teknologi mampu memanfaatkan media - media  yang tersaji di eranya tanpa melalaikan kewajibannya. 

Artinya dimasa- masa akan datang apabila ini terkelola dengan baik dan dapat dukungan dari  Negara maka  persepsi banyak kalangan bahwa  kaum melinial akan menjadi beban keEkonomian bangsa menjadi berbanding terbalik , sebab sebenarnya dari mulai awal ini  kontribusi yang akan di sumbangkan kaum milinial saat ini telah begitu tampak untuk ketahanan ekonomi di masa mendatang.

Maka edukasi dan pendampingan oleh" negara" secara terus menerus mesti di lakukan karena menyangkut kebijakan- kebijakan Negara yang  terkadang sebagaian kaum melinial juga belum sepenuhnya memahami apakah yang terjadi adanya perubahan- perubahan hari ini  adalah impact dari kebijakan pusat atau daerah, di sini barang kali perlunya kaum milinial juga harus mulai melek politik di samping sudah mulai melek di bidang ekonomi dan bisnis.

Oleh karenanya sangat penting juga kiranya kaum milinial juga memahami tentang suksesi kepemimpinan  di daerah. Because,  di sadari tau tidak kita ini  kaum melinial adalah bonus Demografi yang sangata besar dan potensial buat negara untuk membawa negeri ini di Era kemajuan di Era mendatang .

OLeh karennya sebagai anak jaman now kita  harus memulai dari era sekarang untuk  merekonstruksi pemikiran- pemikiran brutal politik yang berkembang di tengah- tengah kita seperti terjadinya politik dagang sapi "wani piro ono piro" seakan adalah barang sah yang bisa di maklumi yang sesungguhanya mereduksi arti dan nilai - nilai demokrssi  yang memiliki nilai  luhur demi terwujudnya  pemimpin yang amanah adan tangguang jawab bebas dari Lebel korup karena di pilih berdasarkan hati nurani  bukan karena pemilih terpengaruh oleh transaksi politik  yang menodai cita-cita luhur dari sebuah perhelatan demokrasi. 

Hasil surve LIPI tahun 2019 calon pemilih pemula yang terkenal dengan istilah anak jaman now mencapai angka 35-40 persen(tirto id) artinya kita kaum melinial bisa jadi potensi yang sangat signifikan dalam setiap perhelatan Demokrasi baik bersekala Nasional maupun Lokal maka tidak ada salahnya kalau kita anak melenial ikut serta berdiskusi dan meramaikan  di dalam prosesi perhelatan demokrasi yang akan di laksanakan di beberapa daerah, apalagi di Era new Normal sistem yang akan di lakukan lebih banyak menggunakan  media- media sosial yang berbasis teknologi digital maka ini adalah era kita , dengan catatan tentunya sepaham kita hindari Hoax

maka sepakatlah  Anak jaman now adalah selalu berfikir kritis logis  dan rasionalistis  

"Zikir Fikir Amal Sholeh"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline