Covid 19 memaksa kami bersama teman2 yg lain yg lagi menuntut ilmu di luar daerah , harus kembali ke tanah kelahiran , karena mamang sekolah dan kampus serta lembaga pendidikan lain di closed, di ganti dengan sistem pembelajaran Dari Ramah.
ketika saya menulis ini , saya teringat berita kemaren lusa ,saat orang nomer satu di Bumi Batiwakal ini mengumumkam Bahwa Hasil tes Swab dari surabaya bertambah sekian orang yang psitif sehungga jumlahnya menjadi 19 , maka refleksitasku muncul dengan seketika ku tengadahkan tangan seraya ku memohon pada sang kholiq Ya Alloh semoga Engkau Hentikan Covid 19 ini cukup pada angka 19. Aku mohon ampun Padamu Ya Alloh.
Ternyata di balik angka covid -19 positif yg cukup bikin terhenyak, rupanya ada juga yang patut ku syukuri selama saya pulang di kampung halaman dan belajar dari rumah , setidaknya secara langsung naluri dan sensitifitas logika dan rasionalitasku terasah oleh adanya sebuah atraksi jungkir balik para penggiat politik lokal apa itu simpatisan, pendukung anggota partai bahkan partisan yang bersembunyi di balik tabir bahasa "netral "
sebagai calon pemilih pemula saya agak terkejut melihat adanya dua baliho besar yang tiba- tiba boming karena di teriakkan oleh media online lokal dengan judul yang cukup mengundang gairah untuk melihat judul itu adalah "Perang Dingin di tengah pandemi" apalagi dibarengi oleh munculnya tulisan artikel seorang kompasioner senior maka itulah barangkali yang menjadikan baliho itu jadi viral di tingkat lokal dengan sebutan" baliho perempatan" padahal sesungguhnya baliho yang terpasang itu saya rasa tidak lepas dari intrik dan taktik serta setrategi yang tidak lepas dengan adanya rencana perhelatan akbar Pemilu Kada 2020 , olehkarenanya Baliho perempatan itu sesungguhnya sesuatu yang biasa aja namun setelah masuk di tangan para penggit politik jadi luar biasa sehingganya memunculkan diskusi hangat yang memmunculkan berbagai persepsi tergantung siapa yang mempersepsikan padahal menurut hemat saya yang membedakan adalah desainnya aja, yang tentu tergantung kelihaian para bacalon kandidat mendesain pesan yang akan di sampaikan. tentu pendapat saya bukan tidak beralasan sebab saya melihat bukan pada dua sososk baliho itu tapi saya melihat gerakan yang di lakukan oleh masing-masing bacalon kandidat di lapangan dan baliho- baliho yang muncul sebelum adanya baliho di maksud maka naif lah kalau saya hanya mencoba membandingkan dua baliho terupdate yang terpasang dengan sama sekali melupakan sesuatau yang sudah ada itu sebelumnya.
oleh karenanya saya sebagai calon pemilih pemula saya melihat dua baliho itu dari sudat padang rasionalitas maka saya beranggapan bahwa hal tersebut adalah media pesan yang di pilih oleh para calon kandidat dalam menentukan sebuah desain Branding yang punya tujuan sama , menguatkan Tran mark yang bertujuan membawa pesan menaikkan keterkenalan, sehingganya bagiku apapun desaignnya yang di tampilkan pada kondisi di tengah wabah, tidak bisa di lepas dari kesan dan aroma pilkada yang sangat muskil tak tercium semerbak di keduanya, tentunya kalau kita melihat hal ini secara menyeluruh rekam jejak dan sepak terjang selama ini yang di lakukan para calon kandidit di saat mana lagi melakukan "Manuver" untuk meraup simpati di tengah- tengah komunitas sosial ,apalagi momentnya cukup pas di saat bulan suci ramdhan semua telah berusaha berbagi , bedanya ada yang di publis langsung ada yang secara diam- diam . oleh karenanya semua telah berbuat baik, persoalan ada embel- embel itu semua kita serahkan pada yang berhak mencatat, karena semua amal akan tergantung pada niatnya
sebagi calon pemilih pemula saya berharap para senior politisi simpatisan partisan team relawan memberikan pendidikan politik yang rasional benar jujur yang dengan harapan akan berefek positif pada masyarakat sehingganya akan menghasilkan calon pemilih yang cerdas rasional karena dari pemilih cerdas jujur dan rasionallah akan muncul pemimpin yang baik . untuk menutup tulisan ini mari kita simak bersama sebuah kaidah usul fikih yaitu TASHARUFUL IMAM AL- ALRA'IYYAH MANUTTUN BI ALMASLAHAH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H