Lihat ke Halaman Asli

Sofi atun

Pendidik

Mengidentifikasi Identitas Kelompok dan Identitas Individu

Diperbarui: 7 Maret 2024   09:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia” Kita tentu sering mendengar
atau membaca kalimat tersebut. Di sana, kita menemukan dua kata yang menjadi
frase, yakni jati dan diri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jati diri
diartikan sebagai keadaan atau ciri khusus seseorang. Padanan kata jati diri adalah
identitas. Jadi, identitas dan jati diri akan digunakan secara bergantian untuk merujuk
pada pengertian yang sama. Jati diri atau identitas tidak hanya melekat pada individu, tetapi juga
kelompok: kelompok kecil seperti keluarga atau kelompok besar seperti halnya
bangsa dan negara. Setiap diri kita diberikan keunikan masing-masing. Kekhususan
yang ada pada diri kita, membentuk apa yang disebut identitas tadi. Keunikan yang
juga ada pada sebuah kelompok, membedakannya dengan kelompok yang lain.
Setidaknya, ada dua pendapat besar tentang bagaimana identitas itu terbentuk.
Pertama, ada yang beranggapan bahwa identitas itu gifted atau terberi. Identitas,
dalam pandangan kelompok ini, merupakan sesuatu yang menempel secara alamiah
pada seseorang atau sebuah grup. Seseorang yang dilahirkan memiliki ciri fisik
tertentu, seperti berkulit putih, bermata biru, berambut keriting adalah contoh
tentang bagaimana kita memahami identitas dalam diri sebagai sesuatu yang alamiah.
Kedua, identitas yang dipahami sebagai hasil dari sebuah desain atau rekaya
sa. Konstruksi identitas seperti ini bisa dilakukan dalam persinggungannya dengar
aspek budaya, sosial, ekonomi, dan lainnya. Berbeda halnya dengan identitas yang
secara alamiah melekat pada diri manusia, identitas atau jati diri dalam pengertian ini,
terlahir sebagai hasil interaksi sosial antarindividu atau antarkelompok. Jati diri
sebuah bangsa adalah contoh bagaimana identitas itu dirumuskan, bukan diberikan
secara natural.


Identitas individu adakalanya bersifat alamiah, tapi juga bisa melekat karena
hasil interaksi dengan individu dan kelompok lain. Begitu juga identitas kelompok.
Ada identitas yang berasal dari sebuah interaksi dengan kelompok di luar dirinya,
serta jati diri yang secara alamiah menjadi ciri dari kelompok tersebut. Untuk lebih
jelasnya, mari kita simak uraian mengenai empat tipe jati diri tersebut.
Identitas Individu yang Alami. Saat ada bayi yang baru saja lahir, pertama-tama, yang kita kenali tentu saja
ciri-ciri fisiknya. Warna kulit, jenis rambut, golongan darah, mata, hidung, dan
sebagainya adalah sebagian dari ciri yang melekat pada bayi tersebut. Ciri fisik
seperti ini bisa kita sebut sebagai karakter atau identitas yang bersifat genetis. Ia
melekat pada diri manusia dan dibawa serta sejak lahir.
Ciri fisik manusia, sudah pasti berbeda satu dengan yang lainnya. Sekalipun
lahir dari rahim yang sama, akan tumbuh dengan ciri fisik yang berbeda, termasuk
mereka yang terlahir kembar. Ada identitas fisik, yang secara alamiah, membedakan
dirinya dengan saudara kembarnya itu.
Di luar karakter fisik, identitas individu juga bisa berasal dari aspek yang
bersifat psikis, misalnya sabar, ramah, periang, dan seterusnya. Kita mengenali
seseorang karena sifatnya yang penyabar atau peramah. Sebetulnya, sifat ini juga bisa
menjadi ciri dari kelompok tertentu.


Identitas Individu yang Terbentuk secara Sosial
Selain karakter yang terbentuk secara alamiah, kita bisa mengenali jati diri
seseorang atau individu karena hasil pergumulannya dengan mereka yang ada di luar
dirinya. Dari interaksi itu, lahirlah identitas individu yang terbentuk sebagai buah dari
hubungan-hubungan keseharian dengan identitas di luar dirinya. Identitas diri itu
terbentuk bisa karena pekerjaan, peran dalam masyarakat, jabatan di pemerintahan,
dan sebagainya. Dalam hal pekerjaan, misalnya, guru dan peserta didik adalah contohnya.
Seseorang menjadi guru karena ia menjalankan tugasnya untuk mengajar dan -
menyebarkan ilmu pengetahuan kepada murid- muridnya. Ia sendiri tidak terlahir
otomatis sebagai guru, tetapi identitasnya itu didapatkan karena ada pekerjaan yang
dijalankannya.
Peserta didik adalah murid-murid yang diajar, menerima pengetahuan serta
belajar bersama dengan guru. Identitas sebagai peserta didik tidak melekat sejak lahir,
bukan sesuatu yang alamiah atau genetik. Peserta didik adalah jati diri yang tercipta
karena seseorang datang ke sekolah dan mendaftarkan diri untuk menjadi murid di
sekolah tertentu.


Identitas Kelompok yang Alami
Selain melekat pada individu, ada juga identitas yang secara alamiah menjadi
ciri dari kelompok. Jadi, dalam suatu kelompok, ada individu-individu yang menjadi
anggotanya dan memiliki ciri yang sama. Istilah ras atau tribe dalam bahasa Inggris,
itulah salah satu contoh bagaimana yang alamiah melekat kepada sebuah kelompok.
Ras digunakan untuk mengelompokkan manusia atas dasar lokasi geografis, warna kulit
serta bawaan fisiologisnya, seperti warna kulit, rambut dan tulang. Ada banyak yang
berpendapat tentang penggolongan ras ini. Salah satunya adalah penggolongan ras
dalam lima kelompok besar: "ras Kaukasoid”, "ras Mongoloid”', "ras Ethiopia" (yang
kemudian dinamakan "ras Negroid"), "ras Indian" dan "ras Melayu." (Blumenbach
dalam Schaeter, 2008).


Identitas Kelompok yang Terbentuk secara Sosial
Selain terbentuk secara alamiah, jati diri sebuah kelompok juga bisa
terbangun karena bentukan atau dibentuk. Seperti halnya identitas individu yang
terbentuk karena interaksi mereka secara sosial, begitu pula halnya identitas
kelompok. Mereka yang suka sepakbola, pasti mengenal banyak nama klub atau
kesebelasan, baik di dalam maupun luar negeri. Contoh lain adalah organisasi peserta
didik di sekolah. Identitas sebagai organisasi peserta didik merupakan jati diri yang
terbentuk atau dibentuk. Lebih tepatnya, difasilitasi oleh pihak sekolah.
Bangsa dan negara adalah sebuah kelompok sosial. Setiap bangsa memiliki
identitasnya masing-masing. Begitu pun juga negara. Dasar, simbol, bahasa, lagu
kebang.saan, serta warna bendera menjadi salah satu penanda sebuah negara. Sebagai
kelompok, negara juga terbentuk secara sosial. Negara Indonesia dibentuk atas dasar
perjuangan rakyatnya, baik yang dilakukan melalui berbagai medan pertempuran
maupun upaya diplomasi di meja perundingan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline