Pernahkah kamu mendengar tentang baby blues? Istilah ini mungkin terdengar asing di telinga sebagian orang. Tapi, bagi para ibu baru, baby blues bagaikan mendung kelabu yang bisa menggelayuti masa-masa indah pasca melahirkan.
Baby blues, atau postpartum blues, adalah kondisi di mana ibu baru mengalami perubahan suasana hati yang drastis, seperti sedih, mudah menangis, cemas, dan mudah marah. Kondisi ini biasanya muncul dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan dan umumnya mereda dalam waktu 1-2 minggu.
Di Indonesia, baby blues bukanlah fenomena baru. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50-80% ibu baru di Indonesia mengalami baby blues. Angka ini terbilang tinggi, dan menandakan bahwa baby blues perlu mendapat perhatian yang lebih serius.
Lalu, apa yang menyebabkan baby blues?
Penyebab baby blues belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang diduga berperan antara lain:
Perubahan hormon: Kadar hormon estrogen dan progesteron yang menurun drastis setelah melahirkan dapat memengaruhi suasana hati dan emosi ibu.
Kurang tidur: Merawat bayi baru lahir membutuhkan waktu dan tenaga yang ekstra, sehingga ibu sering kali mengalami kurang tidur. Kurang tidur dapat memperburuk perubahan suasana hati dan membuat ibu lebih mudah lelah dan stres.
Tekanan sosial: Ekspektasi tinggi dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat untuk menjadi ibu yang sempurna dapat menambah tekanan bagi ibu baru.
Kurangnya dukungan: Dukungan dari pasangan, keluarga, dan teman sangat penting untuk membantu ibu baru melewati masa-masa sulit pasca melahirkan. Kurangnya dukungan dapat membuat ibu merasa terisolasi dan memperburuk baby blues.
Bagaimana cara mengatasi baby blues?
Meskipun baby blues umumnya mereda dengan sendirinya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu ibu baru mengatasinya, antara lain: