Bentuk ungkapan penghormatan kepada pensiunan sangat beragam. Lain tradisi dan budaya di berbagai tempat lain pula ungkapannya.
Di negara-negara maju seperti di Amerika dan Inggris pensiunan disebut senior citizen sebagai padanan kata retired.
Di Indonesia padanan kata pensiunan disebut juga purnakarya. Badan Kepegawaian Nasional dan PT Taspen secara formal menyebutnya pensiunan.
Sementara dalam pergaulan sehari-hari panggilan untuk pensiunan berkembang mulai dari sebutan resmi sampai basa-basi (Bukan bahas sana bahas sini lho ). Tapi betul-betul termasuk kategori ungkapan adat sopan santun; tata krama dalam pergaulan.
Sekadar contoh, sejak lama Departemen PU menyebut pensiunan sebagai masa purnabhakti. Hari ulang tahunnya pun, yang jatuh pada tanggal 3 Desember selalu diperingati setiap tahun sebagai Hari Bhakti PU.
Ungkapan kata pengganti untuk mengormati orang lain dalam bahasa asing disebut Eufemisme.
Eufemisme sendiri berasal dari bahasa Yunani euphemizei yang memiliki arti kata-kata yang baik. Majas eufemisme dapat berguna untuk menggantikan kata-kata yang dipandang tabu ataupun dirasa kasar dengan kata-kata yang dianggap pantas atau lebih halus (https://www.kompas.com).
Dalam budaya pergaulan sosial di negara kita sangat kaya akan kosa kata eufemisme dan memiliki arti dan makna beragam untuk setiap orang maupun hierarkinya.
Dampak psiko-sosial.
Dalam pergaulan sehari-hari ekspresi eufemisme diyakini memilik dampak psiko-sosial yang dalam: orang yang dimaksud atau lawan bicara dalam berinteraksi diharapkan merasa dihormati dan dihargai, senang, nyaman, dan dapat termotivasi untuk berperilaku baik serta cenderung mempertahankan hubungan emosional yang erat dalam keberlanjutan pergaulan-pergaulan sosial lainnya.