Kalau kita lihat, berita dari luar negeri pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta rata rata mengatakan karena Jakarta sepertiga wilayahnya, akan tenggelam oleh laut disamping sudah terlalu padat, transportasi,kesemrawutan dan banjir
Tenggelam karena naiknya permukaan laut, mungkin mengambil interprestasi dari peneliti Scott Kulp dan Benjamin Straus di PBB.
Dia mengatakan, lebih dari 70% orang yang terdampak tinggal di delapan negara,yakni China, Bangladesh, India, Vietnam, Indonesia (Jakarta), Thailand, Filipina, dan Jepang akan terdampak oleh air laut.
Guardian menulis, beban yang dipikul Jakarta saat ini terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, bisnis, keuangan, perdagangan dan jasa sehingga harus pindah.
Jakarta juga berjuang di bawah beban lingkungan yang besar sementara area di utara, termasuk tembok-tembok laut yang dirancang untuk melindunginya, turun sekitar 25 cm per tahun.
Outeastasia.com juga menulis dengan catatan berita tentang bagaimana Jakarta tenggelam ke luar tingkap yang bermanfaat tahun 2050
Asean Brifing tanggal 22 Januari 2022 juga menulis hal yang sama turunnya permukaan tanah diperkiraan 25 cm per tahun .
Menurutnya sekitar 25 persen dari ibu kota bisa tenggelam pada tahun 2050 dan bisa lebih luas dengan dampak perubahan iklim.
Latimes atau Long Angeles Times dalam berita tanggal 22 Januari 2022 memberi komentar yang sama terhadap Jakarta berpenduduk sekitar 10 juta orang .
Ia menggambarkan Jakarta sebagai kota yang paling cepat tenggelam di dunia, diperkirakan 1/3 wilayahnya pada tahun 2050.
Mereka lupa, bahwa Jakarta masih merencanakan masa depan dan diproyeksikan menjadi kota terbesar di dunia.