Lihat ke Halaman Asli

Sofiah Rohul

Freelancer

Roti Jala dan Roti Canai, Kuliner Nikmat Tetap Hemat

Diperbarui: 26 April 2023   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Roti Jala dan Roti Canai, Kuliner Nikmat Tetap Hemat

Jelajah kulinee nusantara bisa dirasakan saat liburan dan lebaran. Icip-icip makanan khas di tanah air memang butuh waktu yang tepat agar tetap nikmat namun hemat di kantong.

Tak jarang biasanya masyarakat menjadikan momen liburan dan lebaran untuk menyantap makanan khas Indonesia yang penuh cita rasa dari Sabang sampai Merauke. Ada juga yang memanfaatkan momen dinas luar kota sebagai salah satu ajang dapat menikmati kuliner di salah satu wilayah di Indonesia.

Sebagai penduduk bumi yang tinggal di Tanah Melayu, Riau, Sumatera, saya ingin membagikan makanan khas yang wajib dicicipi jika berkunjung ke Bumi Lancang Kuning. Makanan yang hemat di kanton dan tetap nikmat diantaranya toti jala dan roti canai.

Kedua makanan ini bisa dijadikan sebagai menu pembuka mengawali hari. Bisa juga dinikmati saat hari besar maupun syukuran.

Namun, jika anda pendatang tak perlu khawatir. Masih ada beberapa tempat yang menjual makanan khas ini.

Saya akui untuk bisa menikmati roti jala khususnya di Pekanbaru, cukup sulit ditemui dibanding roti canai. Mungkin, karena pembuatannya yang cukup menyita waktu.

Dua tahun lalu sebelum saya meninggalkan Kota Pekanbaru, jika ingin menyantap roti jala, saya yang rumahnya di Hangtuah harus pergi ke Panam. Ada sekitar 40 menit perjalanan. Lokasinya, berada di depan kampus Unri. Harga yang ditawarkan pun cukup murah. Hanya lima ribu bisa mendapat satu mika yang berisi dua roti jala lengkap dengan kuah durian.

Penjual biasanya menjajakan roti jala menjelang dan selepas zuhur. Cukup laris dan jika datang sore sudah tidak kebagian.

Agar tidak gagal makan roti jala, saya pun harus datang di siang hari. Roti jala yang ditawarkan ada yang berwarna kuning ada juga yang berwarna hijau. Kuah duriannya begitu lumer dan terasa di indera perasa.

Namun, sekembalinya ke Pekanbaru pada awal tahun ini, saya belum menjumpai lagi pedagang yang berjualan di sana. Entah karena saat itu saya datangnya kesorean sebab hujan lebat sehingga tidak datang atau mungkin sudah pulang duluan. Sedikit kecewa karena sudah berjuang dengan mengenakan mantel, mau bagaimana lagi kalau belum jodoh hehe

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline