Lihat ke Halaman Asli

Sofiah Rohul

Freelancer

Sehari, Kunjungi 7 Lokasi Wisata di Bukittingi

Diperbarui: 29 Desember 2022   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Landscape Jam Gadang, Bukittinggi, Sumatera Barat. Foto: Sofiah.


Ranah Minang. Bumi yang menganut sistem matrelinial selalu menawarkan pesona alam yang menakjubkan. Lembah nan ngarai, bukit, pantai, wisata sejarah, hingga kearifan lokal. Tak ayal, banyak wisatawan lokal hingga mancanegara berbondong-bondong menyambangi provinsi yang terkenal dengan makanan tradisional, rendang.

***
Hawa-hawa libur akhir tahun di depan mata. Biasanya, orang-orang pun akan menyambut tahun baru dengan merayakan kembang api, liburan, dan yang terpenting kumpul dengan orang terkasih seperti keluarga, sahabat, teman, bahkan pacar.

Ngomong-ngomong kumpul dengan orang terkasih, aku punya pengalaman pribadi menghabiskan waktu sehari dengan adik perempuanku. Aku tak ingin menyia-nyiakan waktuku selama di Bukittinggi.

Beberapa waktu lalau, aku pergi dari Pekanbaru ke Bukittinggi dengan travel. Pukul 22.00 WIB travel meluncur di rumah lalu melanjutkan jemputan ke penumpang lain. Setelah terisi empat orang termasuk driver dan kursi belakang penuh dengan barang, maka perjalanan sesungguhnya ke Bukittinggi pun dilanjutkan.

Sang supir mulai mengemudi layaknya pembalap moto GP dengan jalanan yang berliku-liku. Artinya, perjalanan sudah memasuki perbatasan Riau - Sumatera Barat (Sumbar).

Waktu menunjukan pukul 23.50 WIB. Supir pun berhenti di rumah makan yang berada di Tanjung Alai Kampar, Riau. Menandakan Kampung tengah pun harus diisi. Masakan khas melayu minang pun terjaja rapi di etalase. Tinggal pilih saja. Ada rendang, kalio, dendeng, dan kawan-kawannya.

Sekira setengah jam berhenti, perjalanan pun dilanjutkan. Perut kenyang, hati senang, waktunya tidur lagi haha

Hal yang ditunggu-tunggu ketika perjalanan ke Ranah Minang yaitu melintasi Jembatan Layang Kelok Sembilan. Meski waktu menunjukan 01.30 dini hari namun wilayah ini masih ramai. Para penjaja makanan disekitar pun masih buka. Jadi, bagi anda yang bepergian malam ke Sumbar tidak perlu takut kelaparan ya.

Aku tak sempat memotret di malam hari. Akan kutunjukan hasil potretanku di kala sang surya masih menyinari dunia dengan keelokan cahaya.

Jembatan Layang Kelok Sembilan. Foto: Sofiah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline