Lihat ke Halaman Asli

Sofia

Mahasiswa uin suska riau

Geomorfologi Banjir Pekanbaru

Diperbarui: 11 Juni 2024   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banjir di Pekanbaru pada tahun 2022 memiliki berbagai aspek geomorfologi yang memengaruhi terjadinya banjir dan dampaknya. Berikut adalah penjelasan mengenai faktor-faktor geomorfologi terkait banjir di Pekanbaru:

1. Topografi dan Morfologi Wilayah:
   - Pekanbaru terletak di daerah dataran rendah yang relatif datar. Topografi ini mempermudah air untuk menyebar dan menggenang ketika terjadi hujan deras, terutama bila tidak ada sistem drainase yang memadai.

2. Hidrologi Sungai:
   - Sungai Siak adalah sungai utama yang mengalir melalui Pekanbaru. Ketika hujan lebat terjadi, volume air sungai meningkat pesat, dan kapasitas aliran sungai seringkali tidak mampu menampung air berlebih, menyebabkan air meluap ke daerah sekitarnya.

3. Jenis Tanah:
   - Tanah di Pekanbaru cenderung memiliki kapasitas penyerapan air yang rendah, terutama di daerah-daerah yang telah mengalami perubahan penggunaan lahan dari hutan atau lahan pertanian menjadi permukiman dan area komersial. Hal ini memperparah kondisi banjir karena air hujan tidak terserap dengan baik ke dalam tanah.

4. Penggunaan Lahan:
   - Urbanisasi cepat di Pekanbaru telah menyebabkan peningkatan area beraspal dan beton yang mengurangi penyerapan air hujan ke dalam tanah. Lahan terbuka yang dulunya bisa menyerap air kini tertutup oleh bangunan dan jalan, menyebabkan aliran permukaan meningkat.

5. Sistem Drainase:
   - Sistem drainase di Pekanbaru seringkali tidak memadai untuk mengatasi volume air yang besar selama hujan deras. Saluran drainase yang tersumbat oleh sampah dan sedimen juga memperburuk kondisi ini, menyebabkan air meluap dan menggenang di permukaan.

6. Perubahan Iklim:
   - Perubahan iklim global telah menyebabkan pola cuaca yang tidak menentu dan curah hujan ekstrem lebih sering terjadi. Fenomena ini turut mempengaruhi frekuensi dan intensitas banjir di Pekanbaru.

7. Konservasi Lahan:
   - Penggundulan hutan di daerah hulu dan perubahan vegetasi alami di sekitar Pekanbaru juga mempengaruhi kemampuan daerah tersebut untuk mengatur aliran air dan mencegah banjir.

Faktor-faktor geomorfologi ini berinteraksi secara kompleks dan memperparah kondisi banjir di Pekanbaru. Untuk mengurangi risiko banjir di masa depan, diperlukan pendekatan terpadu yang mencakup perbaikan infrastruktur drainase, pengelolaan penggunaan lahan yang bijaksana, serta upaya konservasi lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline