Lihat ke Halaman Asli

Sofia Amalia

Mahasiswa

Mengenal "Self-Serving Bias", Buruk Muka Cermin Dibelah

Diperbarui: 25 Mei 2021   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi oleh Adi Goldstein via unsplash.com

"Buruk Muka Cermin Dibelah"

Pernahkah kamu mendengar peribahasa di atas? Atau mungkin kamu sudah paham maknanya?

Untuk yang baru mendengar atau belum memahami peribahasa di atas, mari kita sama-sama memahami maknanya. "Buruk Muka Cermin Dibelah" maksudnya adalah ketika kita memiliki keburukan atau kegagalan, kita akan menyalahkan orang lain atau hal lainnya, tanpa melihat kembali apa yang salah dengan diri kita. Sama halnya dengan yang (maaf) buruk rupa yang tidak melihat rupanya, namun menyalahkan cermin. "Bukan rupaku yang buruk, cermin itu kurang bagus".

Mungkin kita pernah melihat orang yang seperti ini, atau mungkin kita pernah mengalaminya. Contohnya, ketika mendapatkan nilai yang buruk dalam sebuah ujian, kita malah menyalahkan hal-hal lain.

"Coba waktu pengerjaannya lebih panjang"

"Jangan-jangan gurunya gak objektif nih"

"Ini kok yang diajarin gak keluar di soal, padahal aku udah belajar"

Kita akan terus menyalahkan orang atau hal di sekitar kita, tanpa refleksi diri terlebih dahulu.

"Sepertinya aku belum memahami materi pelajaran bagian X, jadi kesulitan dalam mengerjakan soal"

"Aku salah di bagian mana ya, mungkin aku keliru dalam memahami materi"

Lantas mengapa kita bisa menyalahkan hal lain atas kegagalan kita sendiri?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline