Lihat ke Halaman Asli

Sofia Amalia

Mahasiswa

Dunning-Kruger Effect: Penyebab Seseorang Menjadi "Sok Tahu"

Diperbarui: 19 April 2022   09:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi orang sok tahu| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Ketika saya mengetik kata "Sok pintar/Sok tahu" di Google, setidaknya ada 1.460.000 hasil yang muncul dalam kurun waktu 0,50 detik. 

Dari hasil yang begitu banyak, ada sebuah gambar yang menarik perhatian, gambar salah satu ulama favorite saya. Setelah saya buka gambar tersebut, tenyata adalah sebuah postingan twitter yang berisikan quote beliau,

Kebodohan itu merusak,

tetapi keminter lebih merusak.

Dari postingan gambar yang berisikan quote tadi, keterangan dari postingannya pun tidak kalah menarik

Ada yang lebih bahaya dari kebodohan, apa itu? Sok pintar.

Dalam bahasa lain: orang yang tidak tahu dirinya tidak tahu, tapi sok tahu.          

Memang sebuah quote yang sangat menarik. Pada kesempayan ini, saya akan membahas tentang apa yang disebut dengan keminter  berdasarkan hasil research kecil-kecilan saya dari beberapa sumber.

Orang yang keminter atau sok pintar, tidak jarang kita temui dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak jarang juga, orang disekitarnya merasa risih dengan ke-soktahuan mereka, saya pun begitu, dan saya yakin para pembaca semua juga merasakan hal yang sama bukan?

Ketika membicarakan suatu topik, orang yang sok pintar akan menjelaskan panjang lebar seolah-olah mereka paham semuanya. Tidak jarang pula orang yang kurang paham tentang topik yang "mereka" bicarakan, mungkin akan mengangguk saja. Di sinilah titik bahayanya, orang yang "sok tahu" ketika menjelaskan suatu hal, mereka akan sangat percaya diri seolah-olah terlihat sangat ahli, sehingga membuat orang-orang mudah percaya dan menganggap meraka memang ahli dalam hal yang dibicarakan.

Orang yang tidak paham akhirnya bisa dipengaruhi oleh mereka yang hanya "sok tahu" tadi. Bahkan seorang Charles Darwin pun mengakui bahwa ketidaktahuan itu lebih berpengaruh dari pengetahuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline