Kebijakan pemerintah untuk bekerja dari rumah atau Work From Home di tengah mewabahnya virus corona membuat orang tua lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Walaupun sebagian besar dari kita kurang terbiasa akan hal ini, ternyata bekerja dari rumah membuat kita bisa melakukan hal-hal yang jarang dilakukan sebelumnya. Ada banyak waktu yang bisa kita gunakan sembari menunggu waktu bekerja atau bahkan ketika sela-sela pekerjaan.
Di tengah waktu yang kosong ketika bekerja dari rumah, ada berbagai hal yang bisa kita lakukan, para orang tua bisa bermain dan menghabiskan waktu bersama anak-anak di rumah. Lebih lama bersama kedua orang tua juga sangat baik untuk anak, mereka akan lebih merasakan kehadiran sosok orang tua dalam dirinya sehingga menciptakan rasa aman dan nyaman.
Dengan waktu yang cukup banyak, orang tua bisa memantau langsung perkembangan si buah hati dan melakukan kegiatan-kegiatan bersama yang membantu proses tumbuh kembang mereka, salah satunya dalam mengembangkan literasi.
Sebagian besar orang tua selalu menuntut anaknya untuk bisa membaca dan menulis. Namun tahukah kita, sebenarnya anak pada tingkat PAUD seharusnya jangan dipaksa atau dituntut "harus bisa" dalam melakukan hal-hal tadi. Untuk lebih memahami hal tersebut, mungkin kita bisa membaca sebuah artikel dari tirto.id dibawah ini
Jangan Ajarkan Calistung kepada Anak TK
Menginginkan anak agar bisa membaca atau menulis bukanlah suatu hal yang salah. Namun, sebaiknya orang tua harus memahami tahapan perkembangan dari anak.
Terkadang, tidak jarang kita temukan orang tua yang menuntut anaknya untuk mampu dalam calistung (baca, tulis, dan berhitung) hanya dengan modus agar anaknya diterima di SD yang dianggap unggul. Yang lebih aneh adalah sekolah dasar yang menerapkan ujian masuk dengan mewajibkan calon peserta didik mampu dalam calistung, padahal hal ini sudah jelas dilarang oleh pemerintah, sebagaimana yang tertera dalam pasal 69 ayat 5 Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 tahun 2010.
Jika teman-teman sudah membaca artikel dari tirto.id tadi, tentunya kita akan tahu bahwa anak mampu dalam membaca dan menulis seharusnya di usia 7 tahun keatas. Walaupun seperti itu, kita bisa memberikan stimulus atau rangsangan untuk anak berusia dibawah 7 tahun demi menunjang perkembangan literasi mereka. Ingat hanya untuk menstimulus yaa, bukan menuntut atau memaksa.
Lalu, bagaimana cara menstimulusnya?, hal ini bisa dilakukan orang tua dengan memanfaatkan waktu kosong ketika #dirumahaja
Mengajak anak berbicara
Sebagaimana dilansir dari primroseschools.com dengan mengajak anak berbicara sangat baik bagi perkembangan bahasa anak. Kosakata anak akan bertambah dan melatih anak untuk mengucapkan kosakata dengan baik. Orang tua bisa melibatkan anak dalam percakapan ringan sesuai dengan tahapan usianya.
Membaca bersama anak
Perlu digaris bawahi membaca bersama anak bukan hanya orang tua membacakan buku untuk anaknya, apalagi jika dibacakan dengan antusias yang rendah malah membuat anak bosan dan tak ingin mendengar. Orang tua bisa membacakan buku cerita dengan suara yang agak dikeraskan dan intonasi suara atau bacaan disesuaikan dengan cerita yang dibaca. Hal ini akan menyenangkan bagi anak, dengan intonasi yang tepat anak merasa seolah-olah terlibat dalam cerita. Agar lebih menarik, orang tua bisa memilih buku cerita yang bergambar dan warna-warni. Membaca buku bersama anak juga akan menanamkan rasa kecintaan anak terhadap buku, tentu sangat bermanfaat bukan?
Dari dua tips tadi, manfaatnya tidak hanya mengembangkan perkembangan bahasa atau literasi anak, melainkan juga mengeratkan hubungan antara orang tua dan anak. Jika ada tips-tips lain dari teman-teman, mungkin kita bisa berbagi di kolom komentar.