Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) suatu materi pelajaran harus dicapai oleh seluruh siswa, artinya semua siswa harus memperoleh nilai sama atau lebih besar dari nilai KKM yang telah ditetapkan sebelumnya oleh guru.
Jika ada siswa tidak mencapai nilai KKM yang telah ditentukan, maka siswa dianggap gagal dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut sering terjadi karena pada kenyataannya tingkat kemampuan siswa dalam hal mencerna dan menguasai mata pelajaran berbeda-beda, khususnya bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar.
Untuk itu siswa tersebut harus diberikan bantuan tertentu; misalnya dengan menambah pelajaran, mengulang kembali, memberikan latihan-latihan khusus yang disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan belajarnya. Proses pengajaran ulang yang bertujuan melakukan perbaikan terhadap pengajaran sebelumnya disebut dengan istilah Remedial teaching.
Pembelajaran remedial ditujukan untuk siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Setiap siswa mengalami jenis kesulitan yang berbeda-beda karena karakteristik masing-masing siswa berbeda, sehingga remedial dapat mencapai keberhasilan yang optimal, maka dalam proses pembelajaran guru harus mempertimbangkan karakteristik setiap jenis kesulitan yang dihadapi siswa. Kondisi ini mengharuskan guru menggunakan model dan metode pembelajaran yang berbeda untuk tiap-tiap siswa.
Metode yang berbeda-beda hanya bisa diterapkan jika guru menggunakan model pembelajaran individual atau personal. Hal tersebut terungkap dari hasil penelitian Pratiwi (2018) yang menyatakan bahwa dalam penerapan pembelajaran remedial dengan menggunakan strategi pembelajaran individual atau personal lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran kelompok. Interaksi secara personal antara pengajar dengan siswa dapat menyebabkan siswa menjadi lebih fokus pada materi yang sedang dipelajari.
Kesulitan siswa dalam belajar seringkali dipengaruhi oleh media atau alat yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Beberapa siswa mungkin lebih mudah memahami materi dengan cara membaca, namun beberapa siswa yang lain lebih mudah memahami materi dengan cara mendengarkan atau melihat. Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran remedial guru harus mempertimbangkan aspek media yang digunakan.
Dalam pembelajaran remedial seharusnya guru mempertimbangkan media yang akan digunakan untuk menyampaikan materi pada tiap-tiap siswa. Bisa jadi media yang digunakan guru akan berbeda-beda untuk masing-masing siswa sesuai dengan karakteristik siswa dalam menerima informasi yang berupa materi pelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa untuk mencapai pembelajaran remedial yang efektif bukanlah hal yang mudah, karena guru harus menggunakan metode pembelajaran, memberikan bagian materi pelajaran, dan media pebelajaran yang berbeda-beda untuk masing-masing siswa yang remedial, karena karakteristik kesulitan siswa dalam belajar juga berbeda-beda. saat ini berbagai halangan dan hambatan dalam mencapai efektivitas pembelajaran remedial dapat diatasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
Salah satu hasil teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh guru adalah jaringan internet yang dapat diaplikasikan dalam komputer desk, laptop, notebook, dan gadget.
Dengan kahadiran teknologi informasi yang semakin canggih, proses pembelajaran dapat dilakukan dalam suatu jaringan yang lebih dikenal dengan istilah daring.
Pembelajaran remedial secara daring didasarkan pada beberapa penelitian sebelumnya menyatakan hasil belajar pembelajaran daring lebih baik daripada pembelajaran tatap muka.