Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Worklife | Jika Cinta Diukur Dengan Apa yang Didapat itu Hanyalah Transaksi, Bukan Cinta Sejati

Diperbarui: 26 Januari 2025   00:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pri 1987

Worklife  |  Jika Cinta Diukur Dengan Apa yang Didapat, itu Hanyalah Transaksi, Bukan Cinta Sejati


DikToko
(Dikembangkan dari tulisan Soetiyastoko yang lain)

Benarkah diri kita pernah cinta dan dicintai?

Cinta sejati, sayangnya, tak satu kolam dengan istilah "putus cinta" atau "perceraian."

Cinta sejati adalah rasa yang tulus, tidak pernah tentang meminta atau mengambil, tetapi selalu, hanya tentang memberi---memberikan kebahagiaan kepada orang yang dicintai, tanpa meminta imbalan.

Bayangkan ini: seorang pria berkata kepada kekasihnya,

"Aku cinta kamu, asalkan kamu jangan lupa bikin kopi tiap pagi." Itu bukan cinta sejati; itu tawar-menawar!

Cinta Sejati dan Transaksi Perasaan

Jika ada keinginan dibalas dengan hal yang sama, itu hanyalah transaksi. Cinta sejati jauh dari hal itu.

Misalnya, jika seorang pria memberikan bunga kepada pasangannya, lalu di akhir pekan ia marah karena tidak mendapatkan pijatan, itu cinta atau barter jasa?

Contoh kocak lain: Bayangkan seorang pria berkata,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline