Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Cerpen | Layak-kah Ridho Illahi Sujud di Tengah Kehancuran?

Diperbarui: 8 Desember 2024   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FB GRUP

Cerpen  |  Layak-kah Ridho Illahi Sujud di Tengah Kehancuran ?

DikToko
Soetiyastoko

Kabut pagi masih menggantung saat Tamini Ridho memarkir mobilnya di halaman gersang sebuah penjara. 

Pintu besar dari besi berderit pelan ketika seorang lelaki paruh baya berjalan keluar.

Ridho Illahi, ayahnya, kini bebas setelah tiga belas tahun mendekam di balik jeruji besi.

Tiga belas tahun, waktu yang cukup untuk menumbuhkan seorang anak menjadi dewasa, cukup pula untuk menghancurkan kehormatan seorang manusia.

Tamini keluar dari mobil, mengenakan gamis sederhana dan kerudung berwarna lembut. Ia memandang ayahnya sejenak, lalu melangkah mendekat. "Mari, Pak," katanya singkat, tanpa senyum. Ia hanya memberikan anggukan kecil, membantu ayahnya membawa tas yang telah usang.

Ridho yang kaget dengan tampilan putrnya,tersenyum tipis, mencoba mengurai kecanggungan. 

"Kamu tumbuh besar, Min. Ayah hampir tidak mengenalimu."

Tamini hanya mengangguk, lalu membuka pintu mobil.

"Kita bicara di jalan saja, Pak."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline